DatDut.Com – Setelah beberapa waktu lalu memancing kontroversi akhirnya Penerbit Tiga Serangkai menyampaikan klarifikasi sekaligus mengajukan solusi terkait buku anak yang berjudul Aku Berani Tidur Sendiri.
Seperti banyak diberitakan, buku berjudul Aku Berani Tidur Sendiri karya Fitria Chakrawati, yang diterbitkan oleh Tiga Ananda (salah satu anak usaha PT. Tiga Serangkai) disinyalir memuat konten tidak ramah anak dan bisa dimaknai mendorong penyimpangan seksual.
Komentar dan tanggapan masyarakat terhadap buku tersebut berkembang dan sebagian sudah cenderung liar. Mulai dari seruan memperkarakan penerbit, penulis, hingga pihak yang memberi izin beredar di sekolah, bahkan ada yag menyeretnya ke masalah politik dengan menyindir revolusi mental.
Setelah beredarnya persoalan buku tersebut, akhirnya Penerbit Tiga Serangkai pada Senin 20 Februari menerbitkan klarifikasi via akun Facebook Tiga Serangkai. Selain klarifikasi, Tiga Serangaki juga menawarkan solusi bagi masyarakat yang terlanjur membeli buku tersebut dan ingin menukar atau meminta pengembalian uang. Selengkapnya dapat Anda baca di tautan ini.
Beberapa hal penting dalam klarifikasi tersebut yaitu bahwa tujuan buku tersebut sebenarnya adalah membantu orangtua yang khawatir anaknya berperilaku menyimpang dengan melakukan onani.
“Anak, bahkan balita, tentu sama sekali belum punya hasrat tersebut. Seperti diutarakan oleh salah seorang psikolog dalam artikel yang kami acu, perilaku senang menyentuh atau memainkan alat kelamin adalah wajar karena anak usia prasekolah sedang berada dalam masa phallic (falik), bahwa salah satu sumber kenikmatan berada di daerah genital. Hal ini normal dan merupakan bagian dari proses perkembangan anak. Namun, setiap orangtua tentu khawatir jika mengetahui anak mereka mengetahui hal tersebut. Mereka khawatir hal tersebut akan terus dilakukan anak sampai besar dan akhirnya berkembang menjadi masturbasi. Oleh karena itulah, cerita ‘Aku Belajar Mengendalikan Diri’ ini ditulis.”
Selain itu, Penerbit Tiga Serangkai juga menjelaskan bahwa sebenarnya buku Aku Berani Tidur Sendiri sudah ditarik dari peredaran di toko buku umum sejak Desember 2016.
“Pada akhirnya, kami sadar bahwa sebagian masyarakat kita mungkin belum siap untuk menerima pendidikan seksual sejak usia dini. Sebagai bentuk tanggung jawab kami, buku tersebut sudah kami tarik dari peredarannya dari toko buku umum sejak Desember 2016, tak lama setelah buku itu terbit. Namun sayang, ternyata masih ada yang menjualnya di toko online.”
Solusinya, sebagai bentuk tanggung jawab, maka para pembeli yang ingin mengembalikan buku untuk ditukar atau minta uang dikembalikan bisa mengikuti saran penerbit.
“Sebagai bentuk tanggung jawab kami lainnya, jika tidak keberatan, kami mempersilakan Bapak untuk mengirimkan buku yang telah Bapak beli tersebut kepada kami ke alamat Redaksi Tiga Ananda; Jln. Dr. Supomo No. 23 Surakarta 57141, Telp. (0271) 714344. Kami akan mengganti buku tersebut dengan produk kami yang lain. Atau, jika berkenan, kami akan mengembalikan uang (alternatif) karena buku tersebut sudah ditarik dan tidak dijual bebas.”
Reaksi Masyarakat
Ternyata klarifikasi tersebut bukan tanpa cacat. Penggunaan redaksi oleh penerbit dalam klarifikasi justru oleh masyarakat dianggap terkesan membela diri dan balik menyalahkan masyarakat.
Mengomentari postingan klarifikasi penerbit, akun Anisa Emonita berkomentar, “Sebagian masyarakat blm siap”. Jadi menyalahkan masyarakat ya? Justru krn masyarakatnya jauh lbh cerdas sekarang, makanya buku ini dikritik. Pls be wise,” protesnya.
Protes lebih keras ditulis oleh Icha Sitorus dalam kolom komentar. “Tetap saja wahai pengarang dan penerbit…. anda meletakkan edukasi masturbasi dalam cerita saya berani tidur sendiri. Yg intinya anda suruh anak anak masturbasi saja supaya ga takut tidur sendiri. Lebih asik dan lebih bebas kalo sndiri. Sama mama papa kan ga mungkin masturbasi. Lama-lama anak anak akan teredukasi untuk menaikkan level kenikmatannya sendiri. Alasan anda amat sangat tidak masuk diakal. Klarifikasi yg salah. Tetap kami orangtua yg harus meluruskan “kenikmatan” yang anda ciptakan. Yg justru mereka mungkin belum tau. Mengenai googling…kami tidak melepas anak kami free to search by them self. Hanya orangtua sok eksis dan sok mampu yg membiarkan anaknya ikut ber-gadget tanpa pendampingan. Maaf saya marah. Tapi alasan kalian naik cetak dan layak jual sangat mengada-ada…”
Permintaan Maaf Terbaru
Setelah mendapat tentangan keras dan protes dari berbagai pihak, bahkan klarifikasinya pun malah menyulut reaksi baru, akhirnya Penerbit Tiga Ananda sebagai Creative Imprint of Tiga Serangkai menerbitkan permintaan maaf secara umum di akun Instragram dan Facebook Tiga Serangkai. Berikut kutipannya:
Permohonan Maaf Penerbit Tiga Ananda, Creative Imprint of Tiga Serangkai tentang Pengemasan Materi di Buku yang Berjudul Aku Belajar Mengendalikan Diri
Yth. Bp/Ibu Masyarakat Pembaca Buku Anak Terbitan Tiga Ananda, Creative Imprint of Tiga Serangkai. Kami ucapkan terima kasih atas perhatian Bp/Ibu terhadap buku terbitan kami yang berjudul Aku Berani Tidur Sendiri dan Aku Belajar Mengendalikan Diri (2 cerita dalam 1 buku). Kami mengakui ada kekhilafan dalam penerbitan buku tersebut. Untuk itu, kami atas nama Redaksi Tiga Ananda mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kami, buku itu sudah kami tarik dari peredaran sejak bulan Desember 2016.
Surakarta, 21 Februari 2017Tim Redaksi Tiga Ananda.
Sementara itu Permohonan maaf melalui media seperti yang diungkapkan kepada Hariansindo.com, Selasa 21/2. “Kita khilaf dan meminta maaf dan ini menjadi pembelajaran bagi tim kami. Buku ini adalah buku bertema pengenalan seksualitas di usia dini, namun mungkin pengemasan materinya kurang pas sehingga membuat tidak nyaman saat dibaca,” kata Adimuawan, General Manager Penerbitan Buku PT Tiga Serangkai, Selasa (21/2/2017).
Contents