Kategori
Blog

Favipiravir

Favipiravir adalah obat antivirus yang digunakan untuk mengatasi beberapa jenis virus influenza, seperti influenza A, yang menyebabkan flu burung dan flu babi, influenza B, dan influenza C. Saat ini, favipiravir juga sedang diteliti lebih lanjut untuk menangani infeksi virus Corona atau COVID-19.

Favipiravir atau t705 atau 6-fluoro-3-hydroxy-2-pyrazinecarboxamide merupakan obat turunan dari pyrazinecarboxamide. Favipiravir bekerja melawan virus RNA dengan menghambat enzim polimerasi, sehingga virus tidak dapat berkembang biak.

Favipiravir

Bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona dan memerlukan pemeriksaan COVID-19, klik tautan di bawah ini agar Anda dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat:

  • Rapid Test Antibodi
  • Swab Antigen (Rapid Test Antigen)
  • PCR

Apa Itu Favipiravir

Golongan Antivirus
Kategori Obat resep
Manfaat Mengatasi infeksi virus influenza
Digunakan oleh Dewasa
Favipiravir untuk ibu hamil dan menyusui Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas terhadap janin atau adanya risiko terhadap janin. Obat dalam kategori ini tidak boleh dikonsumsi oleh wanita yang sedang hamil.Favipiravir belum diketahui terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Bentuk obat Tablet

Peringatan Sebelum Menggunakan Favipiravir:

  • Jangan menggunakan favipiravir jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Pria dan wanita yang masih dalam usia subur diharuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi ketika berhubungan intim selama menjalani pengobatan dengan favipiravir hingga 7 hari setelah selesai mengonsumsi obat ini. Hal ini bertujuan untuk mencegah kehamilan yang berisiko mengakibatkan kecacatan pada janin akibat efek samping obat favipiravir.
  • Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat menderita penyakit asam urat, gangguan sistem imun, gangguan mental, syok, infeksi jamur atau bakteri, hepatitis, TBC, asma, gagal napas, dan tumor.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani cuci darah atau pernah menerima transplantasi organ.
  • Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat kecanduan minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk obat herbal dan suplemen.
  • Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan favipiravir, segera temui dokter.

Klik juga : 8 Tips Mengusir Sedih yang Efektif

Dosis dan Aturan Pakai Favipiravir

Menurut penelitian yang sedang dilakukan, favipiravir diberikan dalam dosis 1.600 mg sebanyak 2 kali sehari pada hari pertama, dilanjutkan dengan 600 mg sebanyak 2 kali sehari pada hari ke-2 hingga hari ke-5.

Penggunaan favipiravir dalam penanganan infeksi virus Corona akan dipertimbangkan oleh dokter sesuai keparahan penyakit dan kondisi penderita secara umum.

Cara Menggunakan Favipiravir dengan Benar

Obat ini hanya bisa digunakan sesuai anjuran dokter. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis, serta jangan menggunakan obat lebih lama dari waktu yang dianjurkan.

Favipiravir dapat dikonsumsi bersama atau tanpa makanan. Namun, untuk mencegah terjadinya nyeri lambung, sebaiknya konsumsi obat ini bersama makanan atau setelah makan.

Pastikan ada jarak yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Disarankan untuk mengonsumsi favipiravir pada waktu yang sama setiap harinya.

Simpan favipiravir di tempat tertutup dalam suhu yang sejuk.

Interaksi Favipiravir dengan Obat dan Bahan Lain

Bila digunakan bersama dengan obat tertentu, favipiravin dapat menimbulkan efek interaksi, seperti:

  • Penurunan efektivitas amiodarone, atorvastatin, lovastatin, carbamazepine, chloroquine, cisapride, diclofenac, diltiazem, enzalutamide, erlotinib, ethinylestradiol, dan ifosfamide
  • Penurunan efektivitas ketamine, ketorolac, ibuprofen, piroxicam, lansoprazole, omeprazole, methadone, nicardipine, naproxen, repaglinide, sorafenib, teofilin, tretinoin, verapamil, dan warfarin
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping acyclovir, benzylpenicillin, cefalor, bisoprolol, captopril, cefdinir, cefazolin, citrulline, dexamethasone, digoxin, estradiol, everolimus, famotidine, allopurinol, dan fexofenadine
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping grazoprevir, hydrocortisone, indacaterol, lenvatinib, morfin, nintedanib, oseltamivir, quinidine, paliperidone, ranitidine, simvastatin, tetracycline, vincristine, dan zidovudine

Efek Samping dan Bahaya Favipiravir

Favipiravir dapat menyebabkan penurunan kualitas sperma dan kecacatan pada janin. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter bila Anda sedang hamil atau merencanakan kehamilan. Ibu menyusui juga perlu berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.

Selain itu, favipiravir dapat menimbulkan beberapa keluhan jika digunakan dalam dosis yang berlebihan (overdosis), di antaranya:

  • Muntah
  • Penurunan berat badan
  • Penurunan kemampuan pergerakan tubuh

Segera ke dokter jika Anda mengalami keluhan tersebut, atau jika mengalami reaksi alergi obat yang ditandai dengan ruam dan gatal-gatal pada kulit, bengkak pada bibir dan kelopak mata, atau kesulitan bernapas.