Datdut.Com – Alhamdulillah, saya berkesempatan nyantri di salah satu pesantren terbesar di Cirebon, yaitu Pesantren Babakan Ciwaringin. Ada empat pesantren besar lainnya di Cirebon, yaitu Pesantren Kempek, Buntet, Gedongan, dan Benda Kerep.
Jadi, setahu saya ada lima pesantren besar di Cirebon yang menjadi basis ulama-ulama Ahli Sunah wal Jamaah. Nah, Said Aqil Siradj, lahir di Kempek dari pasangan K.H. Aqil Siradj dan Hj. Afifah. Konon, ayah dan ibu beliau masih keturunan Kanjeng Sunan Syarif Hidayatullah Gunung Jati.
Beberapa tahun terakhir ini, saya amati ada 5 pemikiran beliau yang dianggap nyeleneh oleh sebagian kelompok. Nih, saya tunjukin, ya!
1. Jenggot
Salah satu ciri khas ceramah Said Aqil Siradj itu ceplas-ceplos dan suka guyon. Saya menganggap hal tersebut biasa saja, karena saya sering mendengarkan pengajian-pengajian beliau ketika masih di Cirebon, dan mungkin karakter ceramah wong Cerbon ya begitu.
Bagi yang belum kenal, pasti langsung men-judge beliau itu sombong. Nah, beliau pernah menyatakan, “Orang yang berjenggot goblok, semakin panjang semakin goblok.” Kurang lebih seperti itu pernyataan beliau.
Benarkah begitu? Ternyata, ulama-ulama dulu juga pernah memberikan pernyataan seperti itu, kok. Nih, pernyataan Imam Syafii yang sama seperti Kang Said bilang.
Saya kutipkan dari akun facebook Muhammad Al-Faiz (kontributor DatDut.Com) yang dikutip dari kitab Al-Wâfi bil Wafâyât, كلما طالت اللحية تكوسج العقل. Namun, saya yakinkan pada Anda bahwa beliau itu cuma guyon. Jadi, jangan baper.
2. Liberal
Saya masih ingat, beliau pernah bilang gini, “Sejuta Lady Gaga, iman warga NU tidak akan berubah” pada 2012 silam. Lantas, voa-islam.com menganggap pernyataan beliau itu sebagai dukungan terhadap liberalisme.
Namun, sebagaimana dikutip dari muslimmoderat.com, Said Aqil Siraj pernah menyatakan bahwa liberalisme dan wahabisme itu membahayakan tradisi.
Semboyan kebebasan berpikir yang didengungkan oleh kelompok liberal dapat merusak tradisi yang berkembang dalam masyarakat setempat. Menurut beliau, liberalisme akidah dan liberalisme sama-sama membahayakan.
Bahkan nih, ya, beliau sempat merasa heran pada orang-orang yang menyatakan bahwa pengakuan Mushaddeq sebagai nabi tidak masalah. Oleh karena itu, beliau berinisiatif untuk berdialog langsung dengan Mushaddeq pada 2007.
Hasilnya, Mushaddeq mengakui kesalahannya dan kembali pada syariat yang benar. Berarti, tudingan orang beliau itu liberal tidak benar, ya kawan! Percaya deh, sama saya.
3. Wahabi
Said Aqil Siradj sangat menentang sekali aliran Wahabi. Menurutnya, aliran Wahabi ini dapat menjerumuskan anak-anak muda dalam terorisme. Seperti dikutip dari suara-islam.com, beberapa pesantren yang beraliran Wahabi perlu diwaspadai.
Menurutnya, ada 12 pesantren yang beraliran Wahabi, seperti Asshifwah, Assunnah, Al-Fitrah, dan Annida. Pesantren-pesantren beraliran Wahabi, lanjutnya, lahir sekitar 1980-an. Nah, kampanye beliau terhadap bahaya Wahabi membuatnya diserang balik.
4. Syiah
Said Aqil Siradj pernah nyantri di Lirboyo sebelum ia berkelana menuntut ilmu di institusi lain. Nah, saat santer dituduh berpaham dan membela Syiah, beliau, sebagaimana dikutip dari muslimedianews.com, pernah tanda tangan langsung di Lirboyo menyatakan beberapa hal ini:
(1) tetap akan mempertahankan Ahli Sunnah; (2) minta maaf kepada ulama atas pendapatnya yang kontroversi; (3) siap ditegur dan dinasehati oleh para ulama; (4) berakhlak karimah; dan (5) dekat pada pesantren.
Masa iya, beliau mau mengingkari janjinya di hadapan para Kiai Lirboyo?! Saya kira enggak mungkin, ah. Dan saya tahu betul, beliau tidak pernah mempercayai dan melakukan ritual-ritual ala Syiah.
5. Bacaan Alquran Langgam Jawa
Bacaan Alquran dengan langgam Jawa di Istana Presiden saat Isra Mikraj sempat heboh. Beliau termasuk salah satu ulama yang membolehkannya. Yang penting, menurutnya, tidak mengurangi tajwid dan makhraj hurufnya, sebagaimana dikutip dari muslimedianews.
Sebenarnya, ulama-ulama Indonesia lain juga banyak memperbolehkannya, seperti Pak Quraish Shihab, Pak Ahsin Sakho, K.H. Ali Mustafa Yaqub dan lainnya. Oleh karena itu, mau langgam apa saja boleh, yang penting sesuai dengan tajwid dan makhrajnya, ya!