Kategori
Wisata

HASIL PERTANDINGAN SEA GAMES 2022 | TIMNAS INDONESIA SIAP BERJUANG DI SEA GAMES 2023!

Pesta Olahraga Asia Tenggara atau yang lebih dikenal dengan sebutan “SEA GAMES” merupakan ajang multi-olahraga yang selalu diadakan setiap dua tahun sekali dan menghadirkan 11 negara Asia Tenggara. Hanya saja, akibat wabah pandemi covid-19 membuat Sea Games 2021 tidak dapat berlangsung di tahun tersebut, tetapi dilangsungkan pada tanggal 06 sampai 22 Mei 2022. Pesta olahraga kali ini diadakan di negara tuan rumah Tanah Naga Biru “Vietnam”.

Timnas sepakbola Indonesia menempati group A pada babak grup Sea Games 2022. Dimana Tim Garuda Muda asal Indonesia ini akan menghadapi Myanmar, Filipina, Timor Leste, dan negara tuan rumah yaitu Vietnam. Sedangkan Grup B dihuni oleh Thailand, Malaysia, Kamboja, Singapura, dan Laos. Dua peringkat teratas pada setiap grup akan melaju ke semi-final ajang tersebut. Indonesia yang menjadi asuhan Shin Tae-Yong diberikan target untuk dapat mencapai final, bahkan juara. Skuad merah putih ini hanya baru dua kali meraih medali emas di SEA Games, da sudah cukup lampau dimana pada tahun 1987 dan 1991.

Persiapan-persiapan telah dilakukan oleh Tae-Yong dan Tim Pelatih untuk dapat memenuhi target juara di Sea Games kali ini.

JADWAL & HASIL PERTANDINGAN TIMNAS INDONESIA DI FASE GROUP A SEA GAMES 2022

TANGGAL PERTANDINGAN HASIL
06 MEI 2022 19:00 WIB Vietnam vs Indonesia 3-0
10 MEI 2022 19:00 WIB Indonesia vs Timor Leste 4-1
13 MEI 2022 16:00 WIB Filipina vs Indonesia 0-4
15 MEI 2022 16:00 WIB Indonesia vs Myanmar 3-1

Untuk Pertandingan Semi-final Sea Games 2022, Timnas Indonesia melawan Thailand pada tanggal 19 Mei 2022 yang memberikan hasil Thailand (1) – Indonesia (0) dan untuk hasil Timnas Indonesia U-23 vs Malaysia dalam merebutkan medali perunggu di Sea Games 2022 berakhir dimenangkan oleh Garuda Muda pada Minggu (22/05/2022) malam. Timnas Indonesia U-23 berhasil membuka keunggulan lebih dahulu melalui gol yang dicetak Ronaldo Kwateh di menit ke-68. Tetapi Malaysia mampu menyamakan kedudukan di menit ke-80 setelah Abdul Razaq berhasil membobol gawang Ernando Ari.

Garuda Muda berhasil merubah papan skor pertandingan dengan membuahkan hasil dari kerja sama yang apik di menit ke-68. Berawal dari skema serangan yang berhasil dibangun oleh Garuda Muda dari sisi tengah.

Pemain Persebaya ini memberikan umpan terobosan kea rah kotak penalty karena melihat Ronaldo berlari dan memiliki ruang kosong. Dan benar saja, umpan terobosan Marselino langsung disambar Ronaldo untuk membobol gawang Malaysia dengan skor (1-0) Garuda Muda. Hasil dari penalti juga dimenangkan oleh Timnas Indonesia U-23 dengan skor 4-3.

Indonesia mampu membawa pulang medali perunggu dan hal ini membuat Timnas Indonesia ingin berjuang Kembali memperebutkan juara di Sea Games 2023 yang akan datang. SEA Games 2023 ini sendiri dijadwalkan akan berlangsung di tuan rumah Phnom Phen, Kamboja 5-16 Mei 2023. Dan pada akhir Sea Games 2022 edisi 31 ini tuan rumah Vietnam sukses menjadi juara umum dengan total Raihan 446 medali yang terdiri dari 205 medali emas, 123 perak, dan juga 116 perunggu. Tidak hanya itu saja, Vietnam berhasil memecahkan rekor medali emas terbanyak dalam satu edisi SEA Games. Sebelum ini rekor medali emas terbanyak diraih Indonesia pada tahun 1997 dengan 194 medali emas. Dan kontigen Indonesia berhasil mencapai target finis di peringkat 3 SEA Games 2022. Indonesia mampu meraih medali yang terdiri dari: 69 medali emas, 91 medali perak, dan 81 medali perunggu.

SEA Games 2023 juga akan menjadi tantangan tersendiri bagi negara Vietnam untuk bisa mempertahankan gelar juara umum yang telah mereka raih. Karena pasalnya Vietnam belum pernah meraih gelar juara umum SEA Games di luar negara mereka sendiri. Harapan kami semoga Timnas Indonesia mampu merobos cetak skor terbanyak di pertandingan SEA Games 2023 yang akan datang. Dukung Terus TimNas Indonesia untuk terus bersinar membangkan negeri Tanah Air kesayangan kita!

Kategori
Wisata

Maaf, Kemana Mereka Waktu K.H. Ma’ruf Amin Dihardik Penista?

DatDut.Com – Saya mengikuti hiruk-pikuk dampak dari penistaan al-Maidah 51 ini. Boleh dikata, saya aktif merespons berbagai hal yang berkaitan dengan gejolak yang ditumbulkan terkait pelecehan terhadap ayat ini.

Saya bahkan ikut turun mengikuti aksi 411, 212, dan 112. Saya juga kerap menulis untuk merespons pernyataan janggal yang disampaikan oleh banyak tokoh publik. Ketika Buya Syafi’i Maarif menyampaikan pernyataan menghebohkan, saya juga merespons.

Ketika aksi 212 dianggap hanya buih oleh seorang dosen yang tinggal di Australia, saya juga ikut menuliskan bantahan. Ketika Ahmad Ishomuddin di banyak media menyatakan al-Maidah 51 itu tidak terkait dengan kepemimpinan, saya pun membuat surat terbuka untuknya.

Baca juga:  Aneh! Gara-gara Razia Warteg di Serang, Kok Perda Syariah yang Jadi Korban?

Bahkan, ketika K.H. Ma’ruf Amin dilecehkan oleh penista, saya juga keras memprotes kepongahan dan kesombongan juga ketidaksopanan yang dipertontonkan oleh terdakwa penista dan tim kuasa hukumnya.

Ketika Ahmad Ishomuddin yang dihadirkan kubu terdakwa penista agama, saya lagi-lagi melayangkan nasihat terbuka untuk dirinya. Saya keberatan dengan apa yang dilakukannya, meskipun dia mengaku itu dilakukan atas nama sendiri dan tidak mewakili lembaga PBNU dan MUI di mana yang menjadi anggota di dalamnya.

Menurut saya, itu sesuatu yang janggal. Bagaimana bisa orang yang berada dalam satu organisasi melakukan tindakan yang secara terbuka melawan sikap organisasinya, apalagi ini organisasi keagamaan dan masalahnya juga sangat sensitif.

Kalau memang itu sikap pribadi, semestinya yang bersangkutan mengundurkan diri bila memang tak setuju dengan sikap organisasinya. Bukankah itu semestinya yang dilakukannya bila ia memahami dengan baik etika berorganisasi?

Sungguh amat janggal bila dia tak juga mengundurkan padahal sepak terjangnya bertentangan dengan sikap organisasinya. Bukankah kemana-mana posisinya di organisasi melekat pada dirinya dan karenanya sikapnya selalu diidentikkan dengan organisasi tempatnya mengabdi. Toh, publik juga mengenalnya dia adalah salah satu pengurus Syuriah di PBNU. Media pun begitu mengenalkannya ke publik, termasuk tim pembela hukum penista.

Baca juga:  Alumni IAIN Raden Intan Lampung Sikapi Pernyataan Ahmad Ishomuddin

Ketika sikapnya itu diprotes dan dikecam oleh umat, terutama setelah kesaksiannya yang meringankan penista, tiba-tiba ada sekelompok orang menyerukan “solidaritas” untuk Ishomuddin dengan lagi-lagi membawa sentimen ormas.

Maka, dalam tulisan ini saya jadi ingin bertanya, “Orang-orang yang menyerukan solidaritas itu kemana waktu K.H. Ma’ruf Amin dihardik penista di hadapan jutaan mata? Kok waktu itu saya lihat orang-orang itu diam seribu bahasa dan tak buka suara?”

Hati kecil saya kok jadi bertanya, “Benarkah NU yang dibela orang-orang itu atau justru si penista?” Kalau benar NU yang dibela, mestinya waktu K.H. Ma’ruf Amin dihardik, mereka juga menyerukan “solidaritas” yang sama untuk menjaga kehormatan K.H. Ma’ruf Amin dan NU waktu itu.

Sayangnya, mereka saat itu justru malah meledek orang yang membela K.H. Ma’ruf Amin dengan pasang hastag #MendadakNU. Lagi-lagi, suatu pemandangan yang janggal dan sedikit tak masuk akal, apalagi dilakukan oleh orang-orang yang katanya terpelajar.

Kategori
Wisata

Mengapa Saya Tulis Surat dan Nasihat Terbuka untuk Ishomuddin?

DatDut.Com – Ada kawan yang secara khusus mengetag (menandai di Facebook) saya di postingan tabayun Pak Ishomuddin. Ada juga yang mengetag dengan meminta saya untuk tabayun langsung pada Pak Ishom. Bahkan, ada yang mengetag saya dan dengan lucunya menanyakan sudahkah tafsir yang dirujuk Pak Ishom itu saya baca.

Ketika ditag itu, saya geli-geli gimana gitu. Memang ketika saya membuat surat dan nasihat terbuka untuk Pak Ishom itu karena saya benci dia? Bukan! Saya tak ada masalah pribadi dengan yang bersangkutan (ybs). Kenal pun tidak.

Tapi meskipun tidak kenal, bukan berarti saya tidak mengikuti jejak pemikiran dan pernyataannya, terutama soal keberpihakannya pada si penista dan pemahamannya soal al-Maidah 51.

Insya Allah saya paham sepenuhnya apa yang dia sampaikan. Karenanya saya juga berani mengkritik terbuka karena saya berasumsi bahwa ybs punya tendensi dan intensi untuk memonopoli tafsiran atas ayat itu.

Kalau di tulisan tabayun ybs menyatakan ayat itu tidak tunggal tafsirannya, saya paham sekali. Tapi nyata sekali dalam tulisan dan pernyataan dia, seolah ada kesengajaan untuk menafikan ada pendapat mufasir dan mutarjim Alquran yang menyatakan bahwa kata awliya itu bermakna ‘pemimpin’.

Saya tentu juga membuka beberapa tafsir yang dia rujuk dan saya paham sepenuhnya bahwa ada perbedaan tafsir terkait ayat itu. Memang tafsir yang saya buka tidak sebanyak yang diklaimnya telah dibuka. Toh saya bukan saksi ahli. Sebagai saksi ahli–tentu saja bila benar ybs membuka–sangatlah wajar bila ybs membuka tafsir sebanyak itu. Saksi ahli konon kan juga ada honornya.

Lalu, mengapa saya berani membuat surat dan nasihat terbuka untuknya? Jawabannya, karena saya merasa ada yg janggal dengan keberpihakan dan kekeukeuhannya membela penista, meskipun sikap PBNU melalui K.H. Ma’ruf Amin dan K.H. Miftakhul Akhyar sudah sangat jelas.

Bagi saya, ada yang aneh dan janggal dalam sikap ybs sebagai seorang Nahdliyyin kepada para ulama sepuh. Tolong dikoreksi kalau saya salah. Saya selama ini belum pernah mendengar ada orang NU yang berani menentang secara terbuka kepada apa yang menjadi sikap dan pendapat para kiai sepuh.

Orang selevel Ulil Abshar Abdalla yang dianggap dedengkot liberal saja, tak pernah terdengar melawan para kiai sepuh. Bahkan orang sekelas Gus Dur sekalipun.

K.H. Mansur Kholil Lasem (kakak ipar K.H. Sahal Mahfudh), kiai saya, menuturkan pada saya bahwa Gus Dur tak berani berkata sepatah kata pun ketika dinasihati Kiai Mansur soal sepak terjang Gus Dur yang saat itu jadi Ketua PBNU. Itulah adab orang NU.

Kalau ybs begitu keukeuh membela penista dan bahkan secara terbuka menunjukkan perlawanannya terhadap sikap Syuriah PBNU, tentu orang dengan mudah mencurigainya. Karena itu jelas bukan adab dan tradisi seorang NU.

Bahwa dalam tradisi NU biasa terjadi perbedaan pendapat, saya tentu sangat tahu. Dari kecil, abah saya yang kerap mewakili Kota Pasuruan dalam beberapa kali muktamar NU, selalu bercerita soal panas dan serunya diskusi dan perdebatan di arena muktamar.

Dari buku-buku tentang NU yang saya baca, saya juga kerap dipertemukan dengan perbedaan pendapat yang keras di tubuh NU. Namun, ada kata kunci yang biasa mengakhiri perbedaan dan perdebatan sepanas apa pun. Kalau sudah ada sikap dari para kiai sepuh dan ada keputusan PBNU, semua tunduk.

Nah, kita yang mengikuti pernyataan dan sikap ybs dari awal kasus ini, akan paham bahwa ada adab orang NU yang tidak diperhatikan oleh ybs. Dan, bagi orang yang tumbuh dalam tradisi NU, pasti janggal melihat itu.

Itulah alasan kenapa saya berani membuat surat dan nasihat terbuka untuknya. Intinya apa yang saya tulis, itu sudah saya pikir secara mendalam dan saya kaji dengan hati-hati. Karena saya menyadari, dengan hati-hati saja, saya beberapa kali salah, apalagi kalau saya tak hati-hati. Jadi, kalau mau mengetag saya, juga perlu hati-hati. Jangan-jangan ada sesuatu yang saya tahu tapi tak diketahui oleh orang yang mengetag itu.

Kategori
Wisata

Latihan Pramuka Makan Langsung di Rumput, Ini Kata Kepala KwartirNas

DatDut.Com – Masyarakat heboh setelah 2 buah foto pelatihan Pramuka yang tak biasa beredar di dunia maya. Dalam foto itu tampak para peserta yang semuanya perempuan makan nasi dengan berjajar saling berhadapan.

Pada foto pertama mereka masih berdiri berjajar saling membelakangi, sedangkan seorang kakak Pembina menggelar nasi. Yang tak wajar, nasi itu tidak dituang ke alas berupa plastik atau yang lain, tapi langsung ke rumput lapangan. Ada 5 pembina dalam foto itu yang mengawasi para peserta makan nasi di rumput.

Foto itu antara lain diunggah oleh akun FB bernama Asep Saepul Assyaifullah, yang kemudian diviralkan oleh Halaman Meme Comic Indonesia. Hingga saat tulisan ini dibuat, foto tersebut di Facebook telah dibagikan hingga lebih dari 34 ribu sejak diunggah oleh Meme Comic pada 25 Maret 2017 sekitar pukul 11.

Baca juga:  Hanya di Indonesia! Gara-gara Sinetron “Uttaran”, Bisa Berbuntut Perceraian, Ini 5 Efek Buruknya

Netizen mengecam tindakan para kakak pembina yang di luar batas tersebut. Sebagian ada yang berkomentar, selagi pelatihan militer saja yang keras makannya masih memakai alas, kenapa ini begitu parah?

Banyak yang menanyakan kepastian lokasi dan kwartir di mana terjadi peristiwa itu. Berdasarkan konfirmasi salah satu anggota di IHC (Indonesia Hoaxes Community), ada yang mengatakan bahwa dari badge/lencana yang dipakai, disimpulkan itu dari Kwarda Banten.

Sementara itu akun Asep Saepul yang mengunggah foto tersebut dan sempat mengatakan bahwa lokasinya di Trenggalek, Jawa Timur akhirnya meminta maaf. Namun karena foto yang diunggahnya telah viral, meskipun dihapus banyak netizen yang mampir ke kolom komentarnya menanyakan lokasi dan kronologi kejadian.

Tanggapan Ketua Kwartir Nasional

Tak berselang lama dari viralnya foto pelatihan pramuka tersebut, Sabtu siang (25/3/2017) Ka. Kwarnas, Adhyaksa Dault memberikan tanggapan tertulis lewat akun Facebook miliknya. Berikut ini pernyataan sikapnya:

Assalamualaikum Wr.Wb. Salam Pramuka.

Pagi ini (25/03/2017) di grup wa, saya menerima foto beberapa Pramuka makan bersama di suatu tempat, namun nasinya ditaruh di rumput tanpa alas. Saya cek, foto tersebut sudah menyebar di media sosial, dan mendapatkan kritik keras bahkan kecaman dari anggota Gerakan Pramuka.

Saya tegaskan ini bukan bagian dari pendidikan dan pembinaan di Gerakan Pramuka, saya sangat menyayangkan ini. Saya pastikan bahwa pembina kegiatan tersebut belum mengikuti atau memenuhi kualifikasi pelatih dan pembina Pramuka. Sebagai informasi, setiap harinya, ada ribuan kegiatan Gerakan Pramuka dilaksanakan di sekolah-sekolah dan alam terbuka di seluruh Indonesia, dan semua kegiatan Pramuka itu mendidik, menggembirakan, menginspirasi serta menyenangkan, menguatkan persaudaraan anak-anak kita.

Saya sudah berkoordinasi dengan Kak Prof. Dr. Suyatno, M.Pd (Kepala Pusdiklatnas Kwarnas Gerakan Pramuka), Kak Prof. Dr. Ir. S Budi Prayitno, M.Sc (Wakil Ketua Kwarnas Bidang Pembinaan Anggota Muda), Kak Dr. Susi Yuliati (Wakil Ketua Kwarnas Bidang Pembinaan Anggota Dewasa), dll.

Saya minta agar Panitia kegiatan tersebut ditegur dan diberikan pembinaan. Kejadian ini harus dijadikan pelajaran berharga, dan tidak boleh terulang kembali. Kita akan selesaikan ini dengan sebaik-baiknya. Paling lambat Senin, 27 Maret 2017, masalah ini sudah jelas duduk perkaranya dan selesai.

Terima kasih saya haturkan kepada Kakak-Kakak Pramuka dan masyarakat atas masukannya untuk kebaikan dan kemajuan Gerakan Pramuka.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Salam Pramuka.

Jakarta, 25 Maret 2017.

Hormat saya,

Kak Adhyaksa Dault (Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka)

Sepantasnya memang tindakan berlebih seperti kasus latihan pramuka heboh tersebut dihentikan. Pastinya masih banyak peristiwa sejenis terjadi saat kegiatan semacam orientasi yang belum terpublikasi.

Kategori
Wisata

Tradisi Riset, Dilema Kampus, dan Setengah Hatinya Dukungan Pemerintah

DatDut.Com – Cita-cita bangsa ini untuk menjadi negara maju tidak diiringi dengan usaha yang serius dan berkepanjangan. Di antara negara-negara yang tergabung dalam G-20 Indonesia merupakan negara yang menganggarkan dana untuk riset hanya sebesar 0,1 dari produk domestik bruto.

Alhasil dari rendahnya dana yang dianggarkan oleh pemerintah berdampak pada hasil riset yang dilakukan oleh para peneliti. Lihat saja negara kita masih dikuasai oleh teknologi negara lain, mulai dari telepon seluler, mobil, sepeda motor, komputer dan masih banyak yang lainnya. Padahal riset bagi suatu negara merupakan suatu hal yang sangat urgen ditengah pertumbuhan teknologi yang begitu pesat.

Aktivitas riset di negara-negara maju menempati posisi tertinggi dan dinggap sebagai kebutuhan primer, karena di negara maju semua kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah harus melalui tahapan riset terlebih dahulu agar apa yang dilakukan tidak salah sasaran, selain itu setiap hasil riset akan diakomodasi pemerintah.

Berbeda dengan Indonesia yang kerap kali membuat suatu kebijakan yang mentah dan lebih sering kebijakannya tidak tepat sasaran dan sekalipun ada yang melakukan riset hasilnya lebih sering terabaikan.

Jika di negara maju seperti Jepang dan Amerika kegiatan riset sudah dikenalkan sejak dini atau setidaknya sejak awal jadi mahasiswa dan setiap mahasiswa diberikan mentornya masing-masing. Berbeda dengan Indonesia, di negara ini kegiatan riset baru diperkenalkan menjelang tugas akhir (skripsi) dan hanya didampingi oleh dosen alakadarnya saja dan banyak dari mahasiswa yang menjadikan kegiatan riset ini hanya sebagai syarat prosedural untuk lulus saja.

Selain itu dosen-dosen di perguruan tinggi banyak yang hanya terfokus pada pengajaran dan menjadi konsultan proyek. Perguruan tinggi yang diharapakan menjadi penyokong tenaga riset ternyata malah menjadi salah satu faktor utama tidak produktifnya kegiatan riset. Jumlah peneliti Indonesia menempati posisi terendah di antara negara anggota G-20, yaitu hanya 89 orang per satu juta penduduk, berbanding jauh dengan Singapura yang punya 6.658 peneliti per satu juta penduduk (Kompas20/9/16).

Selain jumlahnya yang sangat kecil, kualitas peneliti Indonesia relatif rendah. Dari beberapa lembaga penelitian, seperti Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), hanya BPPT yang 10 persen pegawainya berpendidikan doktoral, yang lainnya hanya sekitar 2 persen.

Lagi-lagi jika dibandingkan dengan negara maju hanya orang yang berkualifikasi doktor yang bisa jadi peneliti. Orang yang bergelar sarjana dan magister hanya menjadi pendamping. Keadaan berbeda dengan negara maju, di Indonesia orang yang baru bergelar sarjana dan magister sudah jadi peneliti. Hal ini menandakan betapa kurangnya tenaga peneliti di negara ini.

Umur rata-rata peneliti di sejumlah lembaga penelitian kini mulai memasuki masa tua. Sekitar separuh tenaga peneliti di LIPI, BATAN, LAPAN, dan BPPT berumur lebih dari 45 tahun. Itu berarti sekitar 5 sampai 7 tahun kedepan banyak dari mereka yang pensiun. Artinya akan banyak tenaga peneliti yang berkurang. Hal ini akan berdampak buruk jika tidak segera ditangani dengan mempersiapkan generasi yang lebih muda untuk menjadi peneliti.

Hasil riset peneliti Indonesia seringkali terabaikan atau tidak terakmodasi dengan baik. Banyak hasil riset peneliti Indonesia yang malah dipakai oleh negara lain, seperti jaringan 4G pada jaringan internet yang ditemukan oleh peneliti Indonesia yang sekarang dikembangkan oleh Jepang.

Ada setidaknya dua kemungkinan yang melatarbelakangi hal itu. Pertama karena memang para peneliti risetnya dibiayai oleh negara lain dan kedua karena Indonesia belum mampu mengakomodasi hasil riset dan kemudian direalisasikan.

Selain hasil riset peneliti Indonesia yang seringkali lebih dipentingkan oleh negara lain, hasil riset di Indonesia juga sering tumpang tindih. Contohnya, BATAN memiliki penelitian benih padi varietas ungul tetapi tak termanfaatkan karena Kementerian Pertanian lebih memprioritaskan varietas padi unggul hasil riset Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) yang ada di bawahnya.

Belum lagi rencana-rencana riset lainnya yang membutuhkan pendanaan besar terpaksa ditunda karena anggaran yang ada tidak bisa memenuhi kebutuhan riset, karena anggaran negara ini lebih sering digunakan untuk penyelenggaran program yang lebih bersifat ceremonial ketimbang yang substansial seperti riset.

Pada masa BJ. Habibie pemerintah jelas sangat berpihak pada kegiatan riset, dibuktikan dengan pembangunan infrastruktur riset yang mempuni dan menyelenggarakan pendidikan riset dengan mengirim pelajar-pelajar Indonesia untuk kuliah di luar negeri dengan harapan saat kembali bisa mengembangkan riset di Indonesia.

Pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo ini para pakar peneliti seperti Kepala LIPI Iskandar Zulkaranain mengharapkan agar semua elemen pemerintahan seperti, Presiden, Menteri dan DPR harus mendukung penuh riset.

Dukungan yang diperlukan adalah sistem yang mengatur tentang riset harus diperbaiki harus disesuikan dengan perkembangan zaman, kemudian anggaran riset harus disesuiakan dengan kebutuhan lembaga-lembaga riset dan harus ada sikap saling percaya antara pemerintah dengan lembaga riset serta mau mengakomodasi hasil riset para peneliti.

Untuk menjaga agar riset dan pengembangan teknologi terarah, maka pemerintah harus menyusun Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2015-2045, agar jelas arah tujuan riset yang akan dilakukan (Kompas, 21/9/2016).

Perbaikan sistem dalam bidang riset harus dijalankan secara berkesinambungan, hal ini dilakukan untuk meningkatkan produktifitas negara. Inovasi-inovasi harus segera dilakukan karena di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi kegiatan riset sangat diperlukan karena inilah yang bisa menunjang kebutuhan negara akan teknologi.

Kemudian hasil riset yang matang harus diakomodasi oleh pemerintah. Pemerintah harus melakukan riset untuk menetapkan suatu kebijakan agar tepat sasaran dan berdaya guna untuk masyarakat.

Ternyata masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan bila kita tak ingin semakin tertinggal dari negera lain, terutama negara-negara tetangga yang dulunya malah belajar dari kita.

Kategori
Wisata

Surat Ibn Al-‘Arabî Kepada Al-Râzî Yang Menyindir Kebiasaan Buruk Kaum Intelektual

DatDut.Com – Imam Al-Sya’rânî suatu waktu melihat surat yang pernah dikirimkan Syaikh Muhyî Al-Dîn bin Al-‘Arabî kepada Syaikh Fakhr Al-Dîn Al-Râzî, penulis kitab tafsir Mafâtih Al-Gaib.

Dalam surat itu, Ibn Al-’Arabî menjelaskan kepada Al-Râzî tentang kekurangan tingkat keilmuan yang didapatkan Al-Râzî. Padahal seperti diketahui, Al-Râzî adalah termasuk ulama bereputasi tinggi yang sering disebut-sebut di kalangan ulama dan telah menyelesaikan pengkajian yang mendalam terhadap berbagai disiplin ilmu. Berikut petikan isi surat itu:

Semoga Allah Swt. memberikan taufiq kepada kita, khususnya kepada Anda. Ketahuilah wahai saudaraku! Bagi kami, seseorang belum bisa dikatakan sempurna peringkat keilmuannya, sebelum ilmunya itu datang langsung dari Allah Swt. tanpa ada perantara, baik itu dari menukil maupun dari seorang guru.

Karena seseorang yang ilmunya diperoleh dari menukil atau dari seorang guru, sesungguhnya ia hanya memperoleh ilmunya dari segala hal yang baru. Tentu ini merupakan suatu yang cacat bagi kami.

Seseorang yang menghabiskan umurnya untuk mengetahui segala hal yang baru dan segala tetek bengek-nya, maka ia akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh bagian dari Tuhannya. Karena ilmu-ilmu yang berkaitan dengan segala hal yang baru akan hanya menghabiskan umur seseorang untuk mengetahui hal-hal itu saja dan ia tidak akan mampu mencapai hakikat yang sesungguhnya.

Wahai saudaraku! Andai saja Anda mau menempuh jalan tasawuf di bawah bimbingan seorang guru sufi, niscaya guru Anda itu akan menghantarkan Anda sampai pada tingkat penyaksian kebenaran yang hakiki, yaitu Allah. Anda akan bisa langsung mengambil pengetahuan tentang segala sesuatu dari-Nya melalui jalan ilhâm, dengan tanpa lelah, capek, dan jaga. Seperti halnya apa yang diperoleh Al-Khadir.

Karena, bagi kami, tidaklah dikatakan suatu pengetahuan, sesuatu pengetahuan yang diperoleh hanya melalui proses penalaran, pemikiran, hipotesis, dan aksioma. Pengetahuan adalah sesuatu yang diperoleh melalui kasyf (pembukaan tirai yang memisahkan antara hamba dan penciptanyadan syuhûd (penyaksian terhadap hakikat kebenaran).

Suatu waktu, seorang guru agung, Abu Yazid Al-Bisthami, mengatakan kepada para ulama yang semasa dengannya, “Andai semua memperoleh pengetahuan dari para ulama dengan berpegang pada apa yang berada dalam teks buku. Mereka akan mati dan memperoleh pengetahuan dari manusia-manusia yang telah mati. Sementara kami memperoleh pengetahuan kami dari Zat Yang hidup dan tidak akan mati.”

Wahai saudaraku! Sudah sepantasnyalah kiranya Anda tidak mencari lagi pengetahuan kecuali pengetahuan yang bisa menyempurnakan diri Anda di samping pengetahuan itu sendiri akan bisa mengikuti Anda kemana pun Anda berada. Pengetahuan seperti ini hanya bisa kita dapat dari pengetahuan tentang Allah Swt. (al-‘ilm billâh), dengan metode wahb (penganugerahandan musyâhadah (penyaksian).

Pengetahuan Anda tentang kedokteran, misalnya, akan hanya dibutuhkan ketika Anda berada di dunia penyakit. Ketika Anda beralih ke dunia lain yang tidak ada kaitannya dengan penyakit, maka tidak akan ada lagi yang membutuhkan terapi dengan bantuan ilmu kedokteran Anda itu.

Wahai saudaraku! Tentu Anda sudah tahu bahwa tidak sepantasnya bagi seorang yang berakal memperoleh suatu pengetahuan, kecuali pengetahuan yang bisa dibawanya ke alam barzakh dan bukan pengetahuan yang akan ditinggalkannya ketika ia akan berpindah ke alam akhirat.

Dan, pengetahuan seperti ini hanya akan bisa didapat hanya dari dua sumber. Pertama, pengetahuan tentang Allah Swt. (al-‘ilm billâh); dan kedua, pengetahuan tentang lokasi-lokasi yang ada di akhirat (al-‘ilm bi mawâthin al-âkhirat).

Dengan dua pengetahuan ini, seseorang tidak akan lagi mengingkari adanya penampakan-penampakan (tajalliyât) yang terjadi kelak di akhirat. Sehingga ketika Allah Swt. menampakan diri di hadapannya nanti, ia tidak lagi mengatakan, “Kami berlindung kepada Allah Swt. darimu,” sebagaimana hal ini pernah dijelaskan dalam sebuah riwayat.

Wahai saudaraku! Sebaiknya Anda dapat membuka tirai dua pengetahuan ini selama Anda masih berada di dunia ini, agar Anda dapat menuai buahnya kelak di akhirat nanti. Anda sepantasnya tidak lagi mencari pengetahuan-pengetahuan yang tidak Anda perlukan dalam proses perjalanan Anda menuju Allah Swt., dengan bantuan term dan cara yang dipergunakan dalam dunia komunitas sufi.

Cara membuka tirai dua pengetahuan ini tidak ada lain kecuali dengan cara melakukan riyâdhah (pelatihan diri), khalwah (pengasingan diri), musyâhadah (penyaksian diri), al-jadzb al-ilâhî (ketertarikan ketuhanan).

Wahai saudaraku! Sesungguhnya aku ingin menjelaskan pada Anda tentang apa itu khalwah, bagaimana persyaratan-persyaratannya, dan hal-hal yang akan nampak pada Anda ketika berkhalwah, secara berurutan dan setahap demi setahap.

Namun sayang sekali itu tidak mungkin saya lakukan, karena waktunya kurang tepat. Yang saya maksudkan dengan “waktunya kurang tepat” adalah “adanya beberapa orang yang kurang mendalami rahasia-rahasia syariat dan hanya gemar berdebat. Bahkan anehnya, mereka mengingkari apa yang mereka tidak ketahui.

Mereka ini telah diracuni sikap fanatisme, gemar populer, cinta kekuasaan, dan mencari makan dengan dalih agama. Sehingga mereka menolak untuk mengapresiasi apa yang disampaikan komunitas sufi, apalagi memberikan penghormatan pada mereka.

(Dikutip dan diterjemahkan dari kitab Al-Thabaqah al-Kubra, karya Imam Al-Sya’rani)

Kategori
Wisata

Demi Sederhana dan Dapat Berkah, Santri Berebut Benda-benda Ini di Pesantren

DatDut.Com – Santri selain identik dengan budaya antri di bagian manapun pesantren, juga budaya rebutan. Ada saja benda-benda yang diperebutkan para santri di pesantren. Dari hal yang aneh hingga hal memprihatinkan dan mungkin membuat sebagian Anda yang membaca tulisan ini merasa kasihan. Hehe…

Baca juga:  Belajar Etos Menulis Kitab dari Kiai Sahal Mahfudz

Soal antri memang sangat lekat dengan santri. Sampai-sampai kata santri pun ada yang membuat plesetan kata santri adalah kependekan dari “selalu antri”. Mulai memasak, makan, mandi, wudhu selalu harus antri.

Tapi soal rebutan, santri punya cerita tersendiri lho. Bagi orang di luar pesantren mungkin akan menilai sebagian acara rebutan itu kurang baik, kurang sopan, atau bahkan ada yang memvonis bidah dan syirik. Wah kok jadi kesitu? Apa saja sih benda yang diperebutkan santri?

1. Sandal/Alas Kaki Para Kiai

Sandal atau alas kaki kiai diperebutkan santri? Iya. Hingga sekarang masih banyak dan masih menjadi kebiasaan para santri untuk berebutan sandal kiai. Tapi bukan berebut mengambil dan dipakai. Mereka berebutan menata sandal kiai.

Di berbagai kesempatan, entah pengajian kitab atau acara lainnya, ada saja santri yang adu cepat untuk menata sandal ataupun alas kaki kiai. Hal itu dilakukan sebagai wujud rasa hormat dan takzim pada guru. Bukan karena mengkultuskan atau menuhakan, namun berharap sang guru senang dan lahirlah doa kebaikannya untuk si santri yang mengharap doanya.

Para santri juga meyakini keberkahan dari menata sandal kiai. Kisah-kisah santri zaman dahulu yang mengabdikan diri pada guru sering menjadi motivator agar santri tetap menjaga tradisi unik itu.

2. Sisa Makanan atau Minuman Para Kiai

Perhatikan jika di pesantren ada acara yang dihadiri para kiai. Tunggu hingga usai acara dan kiai beranjak pergi. Maka tak menunggu lama, pasti ada beberapa santri yang merangsek dan memperebutkan sisa makanan atau minuman yang disuguhan di meja para kiai. Apalagi jika dalam acara itu hadir ulama atau kiai yang tergolong tua atau tokoh ulama.

Bukan karena rakus, bukan pula kelaparan. Buktinya, mereka yang kalah cepat mendapatkan sisa tersebut, masih bisa meminta bagian sedikit kepada rekannya yang lebih dulu mengambil. Sekali lagi, sisa makanan dan minuman orang saleh diyakini mendapat keberkahan.

Jangankan sisa makanan, bahkan dalam Mausu’ah al-Yusufiyyah, juz VI, hal 18, diceritakan bahwa Imam Syafi’i meminum air rendaman baju Imam Ahmad yang masih terbilang muridnya untuk bertabaruk.

Sebaliknya, Imam Ahmad pun melakukan hal yang sama terhadap baju Imam Syafi’i yang disimpannya. Itu air basuhan baju, apalagi sisa makanan yang jelas masih lebih enak, tentu para santri tak menyia-nyiakannya. Hitung-hitung tabarukan sambil mengisi perut.

3. Puntung Rokok Kiai

Lupakan khilafiyah soal rokok dan hujatan sebagian orang terhadap ulama yang tergolong perokok. Bagaimanapun simpang siurnya bahaya rokok tak lepas dari kepentingan bisnis yang menyeret agama, yang pada akhirnya akan menyengsarakan petani tembakau lokal.

Bagi para santri yang memiliki kiai perokok, ada lagi sasaran benda yang jadi bahan rebutan. Yaitu sisa atau puntung rokok kiai. Sama seperti halnya sisa makanan dan minuman yang diharapkan jadi jalan berkah, dengan alasan yang sama para santri mengicar sisa rokok kiai.

Di pesantren yang pak kiainya merupakan perokok, ada saja cara para santri untuk mendapatkan sisa rokok kiai. Ada yang sambil membersihkan halaman ndalem sambil mencari kalau-kalau puntung rokok kiai dibuang di sudut halaman. Selain untuk ngalap berkah, lumayan buat mengurangi anggaran belanja.

4. Oleh-oleh dari Tamu/Wali Santri

Kalau yang ini masih berlaku di sebagian pesantren dan sebagian yang lain mulai menertibkan diri. Acara rebutan oleh-oleh dimulai sejak pertama kali tamu/wali santri beranjak pamitan. Begitu tamu pergi, maka… berrrrr… oleh-oleh yang dibawa segera saja jadi rebutan. Kadang makanan yang dibawa malah jadi berantakan.

Baca juga:  Santri Juga Bisa Jadi Menteri, Ini 5 Buktinya

Acara rebutan makanan/jajan dari tamu ini di sebagian pesantren sudah dikikis karena dianggap kurang sopan. Kalau ada oleh-oleh dari tamu atau wali santri, demi berbagi dan mengikis kebiasaan rebutan, maka makanan itu di bagi rata.

5. Kerak Nasi yang Direndam

Berebut kerak nasi sebenarnya tidak bisa dikatakan berebut karena terbatas pada anggota kelompok masak saja. Itu pun tidak semua anggota. Hanya satu dua orang yang memang hobi atau masih kurang kenyang saat makan. Tapi ini tetap tergolong hal unik yang diperebutkan santri.

Kerak nasi biasanya didapat dengan menanak menggunakan periuk dengan bahan bakar kayu. Ketika makan bersama, kerak yang ada di dasar periuk tidak ikut diambil tapi direndam dengan air minum baik air mentah maupun air matang. Air rendaman kerak nasi ini rasanya beda lho. Ada gurih-gurihnya gitu. Selesai makan, kerak nasi yang lebih lunak itu akan jadi makanan tambahan. Lebih sedap jika setelah air minumnya dibuang lalu kerak nasi direndam dengan kuah. Joos dah rasanya.

Nah, itulah benda-benda yang sering diperebutkan santri di pesantren. Yang manakah pernah Anda atau anak Anda alami?

Kategori
Wisata

Ini Kerancuan-kerancuan Cara Berpikir ala Salafi yang Kontradiktif dan Bikin Bingung

DatDut.Com – Dari pengamatan terhadap cara dialog, diskusi maupun debat kusir dengan orang berpaham salafi, ternyata banyak terdapat kontradiksi dalam cara mereka mengambil dalil. Baik dalil untuk mendasari pemahaman lebih-lebih dalil untuk menguatkan tuduhan bidah terhadap amaliyah kelompok lain. Kontradiksi tersebut menimbulkan kerancuan cara berpikir dan akhirnya membuat pembicaraan akan cenderung menjadi debat kusir bahkan caci maki. Selalu dan selalu begitu.

Seharusnya dalam dialog, jika memang itu mengutamakan tabayun ataupun untuk mencari kebenaran, mana dalil yang lebih kuat itulah yang dipakai. Bukan malah menuduh begini dan begitu. Tuduhan khas sebagai pemecah belah muslim, pemalsu hadis, syiah, sering keluar dengan lancar dari tangan-tangan mereka di dunia maya. Lebih-lebih dari akun-akun tak jelas.

Nah, apa saja cara berpikir aneh dan kontradiktif ala salafi? Berikut ini 5 di antaranya:

1. Mengutamakan Pemahaman Tekstual

Tekstual. Itu yang sering ditonjolkan dalam memahami berbagai teks keagamaan, baik Alquran maupun hadis. Memahami dalil tidak boleh ditakwil, harus sesuai teksnya. Metode ini melahirkan banyak statemen yang mengundang kontroversi. Contoh paling mudah adalah soal kening Rasulullah yang dikatakan memiliki tanda hitam karena bekas sujud. Ini berlandaskan pada ayat “… tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” (Qs. al-Fath, 48:29)

Tetapi apakah selalu tekstual? Tidak juga. Jika sekiranya bertentangan dengan pendapatnya ternyata juga main takwil alias pengertian lain. Contoh soal Allah bertempat di Arsy atau langit. Saat mengartikan ayat-ayat istiwa’ mereka kukuh memahami secara tekstual dan tak boleh ditakwil. Namun ketika dihadapkan pada ayat-ayat yang secara teks bertentangan dengan keyakinan bahwa Allah bertempat di Arsy, ternyata ayat tersebut harus ditakwil. Seperti mengartikan kedekatan Allah dengan ilmunya dan sebagainya.

2. Memustahilkan Pendapat Ulama yang Berbeda

Ketika telah meyakini satu pendapat dan diklaim paling benar dan paling sesuai dengan Alquran dan sunnah, para penganut salafi sangat sulit menerima perbedaan pendapat apalagi menerima bukti kesalahan dalam memahami dalil. Jika disuguhi penjelasan para ulama terdahulu tentang pemahaman atau pengertian suatu dalil, yang bertentangan dengan pemahamannnya, maka sebagian mereka tidak sungkan untuk mengklaim paling benar sedangkan pemahaman lainnya sangat mungkin salah.

Kembali soal hitamnya jidat karena bekas sujud sebagai contoh. Ketika memahami ungkapan “tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” yang dipahami sebagai tanda hitam di kening. Ketika disodori riwayat tentang Ibnu Umar yang mencela orang yang jidatnya hitam, dan mengatakan bahwa Rasulullah dan para sahabat tidak memiliki tanda hitam itu (Sunan al-Kubro, juz 2, h. 286), ada yang justru ngotot bahwa para sahabat tidak mungkin menyelisih Alquran. Lagi-lagi Alquran versi pemahaman mereka. Meski riwayat shahih sekalipun, sangat sulit untuk meyakinkan orang salafi.

Lucunya, ada di antara mereka yang tidak mampu membaca dan menerjemahkan sendiri teks arab dari kitab yang dijadikan referensi otoritatif, namun dengan enteng memvonis sebagai riwayat palsu. Malah menuduh lawan diskusinya mengarang terjemahan.

3. Sok lebih Paham Mazhab

Ini sering terjadi ketika dalam pembahasan pembagian bidah, tradisi yasinan, dan sampai tidaknya hadiah pahala bacaan Alquran kepada mayit.

Soal pembagian bidah hasanah, perkataan Imam Syafi’i: “Apabila suatu hadis itu shahih, maka hadis itulah mazhabku,” kadang digunakan untuk “mengakali” dan membenarkan pendapat mereka yang meniadakan bidah hasanah, lalu meyakinkan pengikut mazhab Syafi’i bahwa Imam Syafi’i sependapat dengan mereka. Tentu saja ini salah, karena Imam Syafi’i sendiri membagi bidah menjadi hasanah dan sayyiah.

Soal tradisi yasinan, sudah banyak beredar tulisan yang mengutip kitab I’anah ath-Thalibin yang katanya menghukumi bahwa tradisi seperti memberi makan kepada para tamu yang berta’ziyah, seperti halnya yang terjadi dalam yasinan adalah haram. Ternyata, teks itu dikemas sedemikian rupa untuk membenarkan pendapat mereka. Dan nyata-nyata dalam kitab tersebut tidak ada pernyataan sampai haram, hanya makruh saja. Keharaman baru muncul bila yang dipakai menyuguh adalah harta anak yatim atau pihak keluarga tidak merelakan (lihat I’anat ath-Thalibin, Juz 2, hl. 165).

Demikian juga soal sampai tidaknya hadiah bacaan Alquran untuk mayit. Pernyataan atau pendapat masyhur mazhab Syafi’i yang mengatakan tidak sampai, digunakan untuk mengharamkan tradisi pembacaan Alquran untuk mayit semisal yasinan dan sejenisnya. Padahal, di saat yang sama bukankah mereka antimazhab Syafi’i dalam hal qunut dan sejenisnya? Lalu tiba-tiba seolah paling paham mazhab kemudian menyodorkan fatwa imam mazhab. Sementara, saat yang sama pula, mereka mencela para pengikut mazhab. Kontradiktif bukan?

Soal pendapat masyhur tersebut bahwa hadiah bacaan Alquran tidak sampai, jelas para ulama mazhab Syafi’i lebih mengerti. Karena itulah ada sebagian ulama yang memahaminya bahwa tidak sampai jika tanpa diikuti doa semisal Allahumma awshil tsawaba ma qara’nahu … Penjelasan panjang lebar soal khilaf ini bisa dilihat misalnya dalam I’anah ath-Thalibin, juz 3, h. 259.

Yang lebih parah, kadang khilafiyah yang hanya khusus tentang bacaan Alquran tersebut dipaksakan untuk membidahkan tradisi lain seperti sedekah, dan zikir.

4. Menafikan Ijtihad Ulama Mazhab

Sering terjadi, saat argumen bertentangan dengan pemahaman dan ijtihad ulama atau imam mazhab, mereka tak segan mengklaim pendapatnya lebih benar sedang pendapat ulama tersebut bisa menyimpang dari Alquran dan sunah. Kadang terlontar ungkapan tidak perlu mengikuti ulama ini dan itu atau imam ini dan itu. Kembali saja ke Alquran dan sunah.

Ini jelas cara berpikir yang keliru. Karena telah menganggap para ulama tidak mengikuti Alquran dan sunah hanya karena berbeda pemahaman. Alquran memang tak mungkin keliru, tapi pemahaman terhadap teks ayat Alquran itulah yang sangat mungkin salah bila sembarang orang bebas berdalil menurut kadar pemahamannya. Bukankah justru dalam Alquran dianjurkan untuk mengikuti ulama bila kita tidak mengetahui?

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (Qs. an-Nisa’ [4:59]).

Sebagian makna dari Ulul Amri dalam ayat tersebut, adalah para ulama yang mendalam ilmunya (lihat Tafsir ath-Thabary, juz 8, h. 500).

 

5. Bukan Ahli Hadits Tapi Mudah Menolak Hadis

Karena pola pikir yang selalu meyakini bahwa pemahaman dan pendapat yang dianutnya adalah paling benar dan sesuai Alquran dan sunah, kadang tak segan menolak dalil yang bertentangan, meski itu adalah hadis sekalipun. Bagi yang mengerti tentang ilmu hadits biasanya akan mencari kelemahan dan pelemahan hadits yang disodorkan lawan diskusi.

Namun, banyak juga yang berlaku konyol. Dalam beberapa diskusi yang penulis amati ada kejadian lucu. Saat disodor teks arab dari kitab kuning, tentu tanpa harakat dan terjemah, sebagian mereka merendahkan diri dengan mengatakan bukan ahli hadits, masih belajar agama sehingga meminta terjemahannya. Setelah diberi terjemahan, padahal yang diajukan adalah riwayat shahih dalam kitab hadis, orang itu justru ngeyel dan mengatakan bahwa hadis tersebut palsu. Bikin pusing kan?

Kurang lebih itulah 5 di antara sekian hal aneh dan kontradiktif yang sering terjadi dalam cara berpikir dan berstidlal ala salafi. Hadanallahu wa iyyakum.

Kategori
Wisata

Alala, Kumpulan Syair dari Kitab Ta’limul Mutaalim yang Mengajarkan Arti Penting Ilmu dan Persahabatan

DatDut.Com – Alala tanalul ilma. Salah satu bait yang populer sebagai salah satu ungkapan dari Sahabat Ali Karramallahu Wajhah. Juga menjadi salah satu syair paling diingat dalam kitab Ta’limul Muta’alim. Nah, potongan awal bait tersebut menjadi nama salah satu kitab kecil yang banyak diajarkan di berbagai pesantren Indonesia.

Kitab ini memang berisi beberapa syair-syair nasihat yang sebagian besar di antaranya telah tercantum dalam kitab Ta’limul Muta’alim. Keistimewaannya, semua syair nasihat dalam Alala diberi nazam terjemahan dalam versi bahasa jawa. Bait per bait diikuti bait terjemahan jawanya. Sangat membantu bagi santri atau pelajar pemula. Namun tentunya harus mengerti membaca tulisan arab jawa/pegon.

Total ada 36 bait syair yang dimuat dalam kitab kecil ini. Ditambahkan jumlah yang sama untuk bait terjemahannya sehingga total keseluruhan adalah 72 bait.

Penyusun kumpulan syair Alala nampak menyusun pola khusus dengan mendahulukan syair yang bertema memperingatkan para pencari ilmu akan hal-hal pokok yang harus terpenuhi dalam mencari ilmu. Hanya saja ke 72 bait tersebut tidak dipisahkan dengan pembagian per bab sesuai tema. Pesan yang disampaikan dibuat mengalir saja.

Karena merupakan rangkuman, maka syair-syair dalam kitab ini tak menentu polanya sebagaimana umumnya rangkaian kitab syair arab. Paling banyak hanya ada kesesuian antar ujung bagian awal dan akhir. Sedang satu syair dengan yang lainnya berbeda-beda. Kecuali jika asalnya memang rangkaian, maka baru terjadi kesesuaian akhir beberapa bait.

Satu hal yang unik dari kitab ini adalah tidak tercantumnya nama penyusun. Dalam sampulnya hanya tertulis “Li ba’dhi at-Talamidz bi Fasantrin Agung Lirboyo Kediri” yang menjadi tanda bahwa penyusunnya adalah salah satu santri kreatif dari Pesantren Lirboyo. Namun di versi cetakan lainnya, disebut penulisnya adalah Muhammad Abu Basyir Al-Dimawi, yang kemungkinan orang Demak.

Kemungkinan, penyusun kumpulan syair ini masih merasa belum pantas untuk mencantumkan namanya. Padahal, meski hanya cuplikan, terjemahan dan hanya berjumlah 8 halaman saja, kitab ini tenar dan dipakai dihampir setiap pesantren dia Jawa maupun Sumatra.

Pola dari pesan yang dibawa oleh bait-bait kitab ini secara garis besar terbagi pada beberapa poin. Yaitu tentang syarat berhasilnya mencari ilmu yang ada enam: kecerdasan, kecintaan, kesabaran, bekal, bimbingan guru, dan waktu yang lama. Kemudian tentang mencari teman atau pergaulan. Kemudian diikuti bait-bait yang menunjukkan metode belajar. Intinya setiap hari harus memiliki peningkatan dan tambahan pengetahuan yang distilahkan dengan istifadah (mengambil faidah).

Selanjutnya tentang keunggulan ilmu Fiqh dan berbagai motivasi belajar. Bait tentang ini agak banyak. Dimulai dengan keunggulah-keunggulan ilmu fiqh dibanding cabang ilmu lainnya, kemudian keunggulan seroang berilmu, juga tentang bahayanya seorang bodoh yang tekun beribadah tanpa ilmu.

Dilanjutkan pesan terkait kedudukan guru yang lebih mulia ketimbang orang tua kandung.  Poin selanjutnya tentang tatacara bergaul dan dengan beberapa tingkatan manusia. Yaitu dengan orang yang lebih tinggi derajatnya, setaraf, dan kepada orang yang lebih rendah.

Pada akhir kitab ini, ditutup dengan bait-bait syair yang dinisbatkan kepada Ali bin Abi Thalib terkait utamanya merantau untuk menuntut ilmu. Jadi, kitab ini diawali dan diakhiri dengan bait syair yang nisbat kepada Ali bin Abi Thalib. Bait-bait akhir ini tidak ada dalam kitab Ta’limul Muta’alim. Bait-bait tersebut seperti ini terjemahannya:

Pergilah dari rumahmu
Carilah keutamaan
Karena dalam kepergianmu
Ada 5 faidah yang akan melingkupimu
Membuang kesusahan, mencari bekal hidup,
ilmu, tatakrama, dan teman sejati

Adapun dua bait terakhir setelah bait di atas, belum penulis temukan bersumber dari syair milik siapa. Mungkin dari kitab tertentu atau pelengkap dari penyusun Alala. Dua bait pelengkap tersebut artinya: Meskipun dalam bepergian pun terdapat kehinaan, terlunta-lunta, menembus belantara dan menerjang kepayahan-kepayahan.

Itulah beberapa hal menarik tentang kitab tipis atau risalah Alala yang merupakan salah satu materi dasar di berbagai pesantren di Indonesia. Semoga menambah wawasan. Wallahu A’lam.

Kategori
Wisata

Karena Kopimu Tak Pernah Sepahit Hidupnya (Cerpen Nasrullah Alif S)

DatDut.Com – Seorang perempuan muda duduk termenung di pojok kedai kopi. Khidmat sekali. Tanpa emosi, ia tak tunjukan guratan marah, bahagia, ataupun sebuah hal yang perlu ditangisi.

Di sekilasan wajah yang terkena sedikit cahaya matahari. Mungkin, dia hanya seorang biasa yang ingin meluapkan sejenak lelah dan kepenatan. Mungkin juga, ia hanya ingin melupakan sejenak semua segala kesibukan, seperti orang kebanyakan.

Setiap sore, tepatnya hari Jumat. Dia selalu melakukan apa yang aku sebutkan tadi dengan khidmat. Dengan lembut, dan santai nya dia menatap keluar jendela dengan lamat.

Kalian tahu? Seperti seseorang yang kehilangan sesuatu. Tetapi, enggan untuk meluapkan, karena sudah tertanam amat pekat. Begitulah keadaannya.

Ingin ku sambangi, sekedar sapa untuk kenalkan diri. Tapi, ada rasa janggal yang menghalangi. Bagai tembok besar yang menjulang, menghalangi lisan serta tubuh untuk menghampiri.

Aneh sekali menurutku, baru kali ini aku rasakan badanku tak menuruti perintahku. Diam kaku, dan membisu. Memberontak juga segumpal darah dalam raga, dan juga jiwa.

Dibilang malu, tapi aku mau. Dibilang mau, tapi aku malu. Membuat diriku sendiri bingung tak menentu. Begitulah, hingga beberapa bulan terlewatkan.

Aku tak menyapa, padahal tangan ingin sekali bersalaman. Sekali saja, agar aku bisa mengenalnya, memahami dia, dan saling bertukar pikiran.

Baca juga:  Puisi Syarif Hade Ini Menyindir Keras Orang yang Gemar Membidahkan dan Mengkafirkan

Hanya kopi saja yang bisa memahami, dan menemani aku untuk sementara kini. Sebagai temanku kala sepi sedang bertamu, dan juga pastinya tanpa gula yang pun bisa kaburkan rasa pahit dalam hidupku.

Walaupun, aku pahami hidupku ini tak pahit-pahit amat. Hanya, sedikit dramatisir. Aku senang untuk itu, karena kuanggap sebagai pelengkap hidup saja. Seperti kopi yang selalu ditemani segelas cangkirnya.

Kesabaranku mulai habis, tapi rasa maluku ini tak kunjung terkikis. Semuanya beradu dalam satu kantong yang amat tipis, dan amat rapuh jika ter iris.

Maka, aku sambangi saja sang pemiliki kafe, yang tampilannya sih sangat parlente. Tanpa bertele-tele aku tanya ia ke topik utama, tanpa basa-basi agar obrolan tak terlalu lama.

“Pak tua, boleh kutanya sesuatu?” ucapku mengawali. Ia kaget, karena aku pun berucap tanpa permisi. “Anak muda, jangan begitu kau bertanya” ucapan awalnya. “Kau bikin aku kaget setengah mati!” lanjutnya lagi.

“Maafkan aku pak tua. Hahaha.” Aku hanya tertawa, tak merasa bersalah. “Yasudah, apa yang ingin kau tanyakan?” tanya si pak tua.

Aku mulai bercerita, dari mulai prolog hingga epilognya. Bagai meracik kopi dari bijinya, lalu kusaring ia dengan lembutnya. Setelah itu, kuproses lagi dengan mesin khusus yang istimewa.

Walau ala kadarnya, tetap hati-hati ku buat agar menjadi kopi yang terlahir sempurna. Pak tua mulai paham yang kuceritakan, sedikit lega karena aku memendam ini dengan tertahan. Tapi kini, setidaknya telah kulepas walau sepersekian.

“Kau jatuh cinta anak muda!” Singkat sekali jawab si pemilik kedai, yang aku pun hanya bisa terdiam sunyi. “Kau bercanda, Pak Tua.” Aku hanya bisa menjawab dengan tawa terpaksa. Amat dipaksakan.

Tetapi, aku lihat wajahnya, tak ada sedikit pun raut wajah canda. Aku bergeming kembali, seperti salah tingkah tingkat tinggi. Mungkinkah yang diucapkannya benar adanya, atau hanya sekelibat rasa, yang nanti hilang ditelan masa.

Baca juga:  Singgah di Bulan (Cerpen Syarif Hade) – Bagian 1

Aku pun pulang dengan perasaan bimbang, yang mana perkataan pak tua tadi terus terbayang. Seakan melayang-layang di pikiranku, hingga ia tak jemu terus hadir dalam otakku. Seperti lagu nostalgia dulu.

“Menyebalkan sekali, aku tak bisa tidur nyenyak” hanya menggerutu saja yang kini aku lakukan. Esoknya, saat di tempat ku melantahkan tulang pun sama saja. Terus saja ia mampir, tak mau sedikit saja mangkir. Membuat diriku hampir saja memecahkan cangkir.

Aku sudah tak tahan, tak mampu lagi untuk menahan. Ingin semuanya kutumpahkan, kupecahkan, dan kuhamburkan. Sampai hancur hingga kesekian.

Kakiku akhirnya melangkah ke tempat semestinya, tepat di mana aku melampiaskan rasa yang diucapkan pak tua bangka. Tempat di mana realitas hidupku muncul, dan membuatku menjadi lelaki lemah lagi mandul.

Aku sampai. Kafe tua itu masih sepi, tapi seperti bekas tanda kehidupan terasa walau hanya satu centi. Tanpa basa-basi, aku hampiri si pemilik kedai kopi.

“Kopi satu!” titahku. “Siap, Tuan,” jawabnya dengan canda, yang memang sudah sebagaimana mestinya. “Mana perempuan itu?” tanyaku langsung setelah kopi habis. “Ia telah pergi. Kejarlah!” jawabnya lantang.

“Terimakasih” lalu aku pergi. Singkat, tapi amat padat.

***

Dua mayat itu sama-sama tergeletak kaku di depan pintu kafe. Semua masyarakat hanya memandangi, seperti tontonan yang memang pantas di pandangi. Amat bodoh sekali.

Seorang polisi sedang bertanya-tanya kepada pria tua yang disinyalir pemilik kafe. Ia menjawab dengan santai, tanpa beban yang harus di bebani.

“Terimakasih, Pak.” Polisi lalu pergi, meninggalkan dia sendiri.

Pak tua itu berbalik, tersenyum di balik mukanya. Sangat lebar.

Kategori
Wisata

Kisah Umar dan Istri, Nabi Daud yang Mau Nikah Lagi, dan Wanita Ajaib dalam Kitab Uqudullujain

DatDut.Com – Kitab Uqudullujain karya Syekh Nawawi Banten merupakan salah satu kitab dalam kategori kekeluargaan yang masih selalu dikaji di pesantren. Kitab yang menerangkan hak dan kewajiban suami istri ini menjadi salah satu bekal para santri untuk berkeluarga. Nah, di dalamnya banyak terdapat kisah-kisah unik seputar keluarga yang layak kita baca kembali.

Baca juga:  Inilah 5 Kelompok Bait Alfiyah yang Sulit Dilafalkan Santri

Mungkin beberapa di antara kisah berikut ini sudah pernah Anda temukan di beberapa buku, website ataupun diceritakan ulang oleh para ustadz dan dai. Beberapa di antaranya beredar tanpa menyebutkan rujukan atau sumber. Karenanya kali ini kisah-kisah unik tersebut akan kami ulangi supaya Anda tahu bahwa salah satu sumbernya adalah dari kitab Uqudullujain.

Kategori
Wisata

​Belajar Bahasa Arab di 5 Universitas Prancis? Ini Tempatnya

DatDut.Com – Belajar bahasa dan sastra Arab di negara-negara Arab, seperti Arab Saudi, Mesir, Tunisia, Maroko, Yordania, dan masih banyak lagi, tentu hal biasa.

Kali ini, kita coba tengok, yuk, beberapa kampus di Prancis yang menyediakan jurusan tersebut. Ada banyak loh keuntungan kuliah di sana.

Selain bisa ngeliat Menara Eifel yang jadi impian hampir setiap pasangan kekasih, kalian juga bisa keliling negara-negara Eropa cukup naik kereta, namanya TGV (Train à Grande Vitesse).

Coba bayangin, kalian bisa keliling Jerman, Spanyol, Italia, Belgia, Suis, cukup naik kereta doang. Kalo penasaran, info lebih lengkap terkait biaya keliling Eropa naik TGV, bisa kalian dapatkan di website berikut, www.sncf.com.

Selain itu, pengajaran bahasa Arab di Prancis bukan sekadar diperuntukan buat baca teks-teks ilmiah aja loh, tapi diajarin juga bahasa Arab buat kepentingan bisnis, diplomasi, jurnalistik, dan banyak lagi deh.

Bahkan, bahasa Arab juga diajarin buat mahasiswa hukum, sosial, ekonomi, dan politik. Salah satunya di Universitas Paris 1 Panthéon-Sorbonne. Nah, sekarang kita tengok, yuk, universitas apa aja yang khusus jurusan bahasa Arab.

Penasaran, ya? Berikut 5 universitas di Prancis tersebut:

1. Universitas Paris 3 Sorbonne-Nouvelle

Dari namanya, mungkin kalian sudah bisa menebak kalau kampus ini pasti terletak di kota Paris. Iya, dugaan kalian betul. Jadi, kampus-kampus di Paris berbilang-bilang. Ada Paris 1 hingga Paris 13. Awas!

Jangan sampe salah masuk kampus ya. Lebih spesifik, Université Sorbonne Nouvelle Paris 3 ini terletak di kota Paris, Prancis bagian utara, di antara jalan La Clef dan Santeuil.

Kampus ini memiliki 17.873 mahasiswa, 5.000 di antaranya adalah mahasiswa asing. Untuk belajar bahasa Arab dan yang berkaitan dengannya, baik strata sarjana, magister, atau doktor, kalian bisa mencari informasi di link universitas Paris 3 Département: Etudes Arabe, Hébraïques, indiennes et iraniennes. Kalau mau kuliah di sini, ada baiknya kalian sudah mengantongi sertifikat DELF C1.

2. Universitas Paris 4 Sorbonne

Tidak berbeda dengan Universitas Paris 3, Universitas ini juga terletak di kota Paris di jalan Saint-Jacques, dekat Collège de France yang mana pakar semantik, Michel Brèal, mengajar di situ.

Untuk kuliah di sini, kalian diharuskan memiliki sertifikat DELF B2 dulu. Kalau mau daftar di kampus ini, biasanya harus melalui Campus-France yang ada di Kedutaan Besar Prancis.

Buat jurusan bahasa Arab, kalian bisa mengunjungi link website universitas tersebut dengan Domaine: Arts, Lettre, Langues, Mention: Langues Litteratures et Civilisations Étrangeres et Régionales, dan Parcours-type: Arabe. Baik sarjana, magister, maupun doktoral, kalian bisa ngambil jurusan bahasa Arab di situ.

3. INALCO

INALCO adalah akronim dari Institut National des Langues et Civilisations Orientales. Cikal bakal INALCO, sebenarnya sudah didirikan sejak 1669 oleh Colbert dengan nama École des Jeunes de Langues.

Pada 1971, barulah bernama INALCO. Seperti universitas lainnya, walaupun kalian belajar bahasa Arab, kampus ini mewajibkan para mahasiswa asingnya untuk dapat mengusai bahasa Prancis terlebih dulu, minimal telah mendapatkan sertifikat DELF B2.

Tentu, kuliah pengantar menggunakan bahasa Prancis dan Arab. Kampus ini terletak di kota Paris juga, jalan Grands Moulins, no.65. Di kampus ini, kalian bisa memilih Mention: Langues Litteratures et Civilisations Étrangeres et Régionales, Parcours areal: Moyen-Orient Maghreb.

4. Universitas Aix-Marseille

Bagi kalian pecinta sepakbola, pasti tidak asing dengan klub Olympique de Marseille. Di liga Prancis, kalau Olympique de Marseille lagi berhadapan melawan Paris Saint-Germain, itu bisa disebut El-Clasico-nya liga Prancis, coy!

O iya, lupa deh mau jelasin Universitas Aix-Marseille, keasyikan ngomongin bola, hehehe. Universitas ini terletak di Prancis Selatan, dekat dengan Laut Mediterania, dan juga berbatasan dengan Al-Jazair, tanah nenek moyang Zinédine Zidane.

Kalo Zidane sendiri, lahir di Marseille, loh. Kalo mau belajar bahasa Arab di universitas ini, kalian bisa mencari di Faculté des Arts, Lettres, Langues et Sciences Humaines, kemudian pilih kolom Langues, Langgage et Cultures, setelah itu klik Liste des langues par families linguistiques. Biasanya, di setiap website ada file pdf yang bisa kamu unduh untuk panduan pendaftaran.

Tapi ingat, punya sertifikat DELF B2 dulu ya. Universitas ini adalah universitas terbesar pertama di Prancis. Namun, sayang kalo kuliah di sini, kalian tidak bisa merasakan musim salju. Musim salju hanya turun di kota-kota Prancis bagian utara.

5.  Universitas Strasbourg (Université de Strasbourg)

Dari namanya, keliatan bau-bau Jerman, ya?. Tapi bukan kok, kampus ini masih terletak di Prancis. Kalau deket Jerman, iya, tepatnya Jerman Selatan. Universitas ini terbesar kedua, loh, setelah Universitas Aix-Marseille.

Tau Arsène Wenger, pelatih Arsenal, kan? Nah, dia lahir di Strasbourg, tuh. Untuk belajar bahasa Arab di sini, kalian bisa mengunjungi website universitas tersebut, kemudian pilih Faculté des Langues et des Culture Étrangères.

Untuk tingkat sarjana, kalian bisa mengklik kolom Licence Langues et Interculturalité- Ensemble Oriental. Sementara itu, untuk magister, kalian bisa memilih kolom Master Etudes Méditerrannées, Orientales et Slaves-Monde Proche et Moyen-Oriental: Etudes Arabes.

Bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan doctoral terkait bahasa Arab di sana, kalian bisa menghungi nama-nama professor yang ada di komunitas GEO (Groupe d’études orientales, slaves, et néo-helléniques).

Kategori
Wisata

Jangan Kaget Bila Ada yang Bunuh Diri! Ini 5 Penyebabnya

Datdut.Com – Akhir-akhir ini sering kita menemui kasus bunuh diri, baik  dari lingkungan sekitar, media televisi, surat kabar dan lain-lain. Yang terakhir yang paling menghebohkan adalah berita bunuh dirinya vokalis Linkin Park.

Tentunya, hal ini sangat memprihatinkan dan sangat disayangkan. Sebab Tuhan telah menganugerahkan hidup untuk mempersiapkan diri menghadapnya dengan keadaan yang baik, dan penuh kerelaan.

Semua peristiwa terjadi bukanlah tanpa sebab, motif atau alasan. Begitu juga halnya dengan maraknya praktik bunuh diri ini. Mau tahu motif atau faktor apa saja yang menyebabkan praktik bunuh diri bisa terjadi. Simak 5 faktor penyebab orang melakukan bunuh diri berikut ini:

1. Himpitan Ekonomi

Kondisi ekonomi-finansial yang lemah membuat sebagian orang putus asa terhadap keadaan yang ada. Sementara itu, tuntutan kebutuhan keluarga sangatlah tinggi dan tidak bisa dielakkan. Pada akhirnya, sebagian mereka hanya menemui lorong kosong dan buntu.

Mereka sudah sampai pada puncak keputusasaan. Hingga pada akhirnya, hal inilah menyebabkan adanya dorongan untuk mengakhiri hidupnya. Mereka merasakan kehidupan ini hanya penuh dengan beban dan penderitaan.

Padahal apabila mereka mau sejenak merenungkan bahwa diberikan hidup, sehat jasmani-rohani adalah karunia Tuhan yang besar baginya. Toh, masih banyak orang di luar sana yang tidak seberuntung diri kita saat ini.

Oleh karena itu, kuncinya adalah bersabar, bersyukur, dan berdoa. Tuhan pasti akan membukakan jalan selagi kita mau berusaha.

2. Keadaan Psikososial

Sejumlah keadaan psikologis juga meningkatkan risiko bunuh diri, meliputi keputusasaan, hilangnya kesenangan dalam hidup, depresi dan kecemasan, kurangnya kemampuan untuk memecahkan masalah, hilangnya kemampuan seseorang yang dahulu dimilikinya, dan kurangnya pengendalian impuls juga berperan.

Pada orang dewasa lanjut usia, persepsi tentang menjadi beban bagi orang lain merupakan hal yang penting. Stres kehidupan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir seperti kehilangan anggota keluarga atau teman, kehilangan pekerjaan, atau isolasi sosial (seperti hidup sendiri), meningkatkan risiko tersebut.

Orang yang tidak pernah menikah juga berisiko lebih besar. Oleh karena itu, bersikap religius dapat mengurangi risiko seseorang untuk melakukan bunuh diri, seperti mengikuti pengajian, majelis taklim, ceramah, konsultasi dengan agamawan dan lain sebagainya.

3. Menderita Penyakit Kronis

Terdapat hubungan antara bunuh diri dan masalah kesehatan fisik, mencakup sakit konis, cedera otak traumatis, kanker, dan lain sebagainya.

Akibat dari penyakit-penyakit yang dideritanya tersebut, terkadang membuat sebagian orang merasa penuh beban dan membebani anak, suami, istri dan keluarganya. Hingga tidak sedikitnya, mereka memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Pada setiap Tuhan menciptakan penyakit, Dia juga memberikan obatnya. Bersabarlah dan jangan berputus asa. Karena sakit yang sedang diderita adalah tanda rasa kasih sayang Tuhan kita. Yakinlah, Tuhan pasti memberikan jalan dan solusinya.

4. Konsumsi Obat

Penyalahagunaan obat adalah faktor resiko bunuh diri paling umum. Saat melakukan bunuh diri, kebanyakan orang berada dalam pengaruh obat yang bersifat sedatif-hipnotis (misalnya alkohol atau benzodiazepine) dengan adanya alkoholisme pada sekitar 15% sampai 61% kasus.

Negara-negara dengan angka penggunaan alkohol tinggi dan memiliki jumlah bar lebih banyak secara umum juga memiliki risiko terjadinya bunuh diri lebih tinggi yang keterkaitannya terutama berhubungan dengan penggunaan minuman beralkohol hasil distilasi ketimbang jumlah total alkohol yang digunakan.

Biasanya, mereka melarikan masalah dan melupakan kepenatan hidupnya dengan mengkonsumsi obat-obat terlarang seperti ganja, sabu, heroin, pil ekstasi dan lain sebagainya.

Tak sedikit pula yang sengaja mengkonsumsi barang haram tersebut dengan berlebihan yang mengakibatkan overdosis. Pada akhirnya berujung pada kematian.

Padahal, kalau mereka tahu bahwa solusi yang paling baik dan mujarab adalah mendekatkan diri pada Tuhan (taqarub), seperti salat, membaca Alquran, bergabung dengan orang-orang saleh dan lain-lain. Harusnya mereka memiliki prinsip dan mengatakan, “Hai, masalah besar, aku punya Tuhan yang lebih besar dari kamu.”

5. Dampak Negatif Media

Media, termasuk internet, memainkan peranan penting. Caranya menyajikan gambaran bunuh diri mungkin saja memiliki efek negatif dengan banyaknya tayangan yang mencolok dan berulang yang mengagungkan atau meromantiskan tindakan bunuh diri dan memberikan dampak terbesar.

Pemicu penularan bunuh diri atau peniruan bunuh diri ini dikenal sebagai efek Werther, yang diberi nama berdasarkan tokoh protagonis dalam karya Goethe yang berjudul The Sorrows of Young Werther yang melakukan bunuh diri.

Risiko ini lebih besar pada remaja yang mungkin meromantiskan kematian. Sementara itu, media massa memiliki pengaruh yang signifikan, efek dari media hiburan masih tampak samar-samar.

Kebalikan dari efek Werther adalah pengusulan efek Papageno, yaitu cakupan yang baik mengenai mekanisme cara mengatasi masalah secara efektif, mungkin memiliki efek perlindungan.

Oleh karena itu, peranan orangtua menjadi mutlak diperlukan mengenai tontonan anak atau remaja. Memberikan pendidikan tentang hal-hal baik dilakukan anak (do) dan mana yang tidak baik bagi anak (don’t).

Kategori
Wisata

Mereka Yang Suka Sekali Mentahdzir Orang Lain

DatDut.Com – Mentahdzir (memperingatkan) itu bagus, karena tahdziran itu bagian dari nasihat. Bukankah agama adalah nasihat? Tapi itu pun kalau tahdzirannya terkait dengan akidah atau hal-hal ushul yang disepakati oleh semua ulama.

Nah, bagaimana kalau tahdzirannya hanya soal manhaj yang tak sama, apalagi hal yang belum disepakati banyak ulama? Apa malah tidak terjerumus pada sikap memonopoli kebenaran untuk kelompok sendiri dan menolak kebenaran dari kelompok lain.

Satu lagi, zaman dulu tahdziran itu dilakukan oleh ulama yang ilmunya jauh di atas orang yang ditahdzir. Yang boleh mentahdzir hanya ulama yang memenuhi kualifikasi ilmu yang mendalam (mutabahhir), kesalehan paripurna, paham jarh wa ta’dil, paham ilmu muqaranah mazhahib (perbandingan mazhab).

Coba perhatikan orang-orang yang gemar mentahdzir belakangan ini? Pada level apakah mereka? Sudahkah mereka sampai di level orang yang boleh mentahdzir? Jangan-jangan justru iri dan dan hasad ada orang yang lebih terkenal dan perasaan tersaingi, yang justru melatarbelakangi tahdziran mereka.

Ternyata orang-orang yang gemar mentahdzir itu pula yang gemar melarang orang bermazhab. Anehnya orang-orang itu selalu meributkan manhaj orang. Saya jadi bingung. Jangan-jangan mereka ini belum paham betul perbedaan dan persamaan manhaj dan mazhab.

Mereka juga suka sekali melarang-larang  orang taklid, tapi yang diagung-agungkan selalu ulama tertentu. Ulama yang tak semanhaj selalu disalahkan. Hanya ulama semanhajnya yang dianggap selalu benar. Jangan-jangan makna taklid, dia juga belum paham. Karena yang dipraktikkannya sesungguhnya adalah taklid buta.

Mereka juga selalu mengajak untuk hanya kembali kepada Alquran dan Sunnah. Tapi pemahaman soal Alquran dan Sunnah justru diambil dari ulama-ulama sefikrah dan semanhaj dengannya. Lalu, apa bedanya dengan kelompok lain yang juga ambil pendapat ulama untuk memahami Alquran dan Sunnah?!

Di sinilah saya rasa kita perlu membiasakan melihat halaman orang. Jangan cuma melihat halaman rumah sendiri. Kadang rumput tetangga lebih hijau dari rumput kita. Jangan menjadi katak dalam tempurung. Kadang-kadang menengok dan menyelami sudut pandang orang lain itu penting. Semoga mereka tidak cuma gemar mentahdzir orang lain, tapi juga berani mentahdzir diri sendiri.

Kategori
Wisata

Eksotika Syiqqain, Kawasan Gunung Bebatuan di Yaman

DatDut.Com – Syiqqain adalah nama desanya. Mulanya adalah nama dari gunung bebatuan yang terletak di perbatasan antara kota Mukalla dan kota Brum, Hadramaut. Tepatnya di tepi laut Mukalla arah barat. Sekitar 15-20 menitan dari kampung Syafi’i, Fuwah, Mukalla.

Sesuai dengan arti katanya, dua belahan, itulah Syiqqain. Yaitu gunung yang terbelah menjadi dua dengan penuh makna dan sejarah. Sebagian penduduk ada yang menuturkan, dahulu Syiqqain adalah sebuah perkampungan kecil dengan jumlah penduduk yang sangat sedikit.

Karena lokasinya dekat dengan laut, waktu itu air laut sedang pasang, ombak begitu besar tak bersahabat, orang-orang kebingungan tak kebayang. Mereka ingin menyelamatkan diri dari ganasnya ombak, akan tetapi terdapat gunung yang menghadang.

Salah satu Syekh mereka yang menjadi panutan, tidak habis pikir demi menyelamatkan penduduknya. Syekh tersebut berdoa seraya bertawasul kepada Al-Faqih Muqaddam (Pendiri Tarekat Alawiyah dari Tarim, di makam Zanbal).

Seketika Allah mengambulkan doa tersebut dengan terbelahnya gunung bebatuan yang ada di depan mereka menjadi dua belahan dan menjadi jalan keselamatan bagi para penduduk, demikian ringkasan cerita yang dituturkan.

Sudah pasti pemandangan belahan gunung ini sangat menakjubkan, karena belahannya yang asli tanpa ada tanda rekayasa dari tangan atau pahatan manusia, dan juga dihiasi bebatuan agak besar di sekitarnya. Terlebih lagi gunung ini terdapat di tepi laut Arab yang membuat pemandangan semakin komplit, dengan ombak yang menari-nari, sangat menakjubkan.

Selain bisa photo-photo di gunung ini, kami sebagai bagian dari para pengunjung juga merasakan hal-hal seru lainnya, seperti main-main di tepi laut, bermain sepak bola, lari-larian, mandi, dan keceriaan lainnya. Tak lupa kita juga membawa bekal makanan untuk disantap sambil menikmati pemandangan laut dan gunung terbelah tersebut, mantap kan.

Di sini para pengunjung tidak perlu khawatir kehabisan uang, karena selain tempat ini adalah wisata umum tanpa diresmikan, alias gratis. Di sini juga jauh dari kebisingan masyarakat, tidak terdapat para penjual aneka makanan dan lainnya seperti halnya di Indonesia.

Itulah satu alasan orang-orang bawa makanan dari rumah. Jadi kalau ke Mukalla, jangan lupa ajak teman-temanmu dengan menyewa bis untuk pergi ke tempat ini. Dijamin terhibur.

Kategori
Wisata

Mudik, Benar-benar Surga yang Dirindukan Para Perantau

DatDut.Com – Benar kata Nabi, surga itu dikelilingi hal-hal yang tidak menyenangkan, sementara neraka dikelilingi hal-hal yang menyenangkan. Kalau kita sepakat bahwa mudik itu surga, maka jangan menggerutu dengan segala kesulitan dan kesengsaraan yang kita rasakan dalam perjalanan mudik kita.

Bagaimanapun rumitnya perjalanan mudik, bagi para perantau bertemu dengan orangtua, keluarga, dan menghirup udara segar kampung halaman, tetaplah hal yang tak bisa digantikan oleh apa pun. Benar-benar kenikmatan surgawi.

Yang jelas mudik memberi energi tersendiri bagi para perantau sehingga mau bersusah payah melakukan perjalanan yang tidak mudah. Bermacet-macet ria, kepanasan, perjalanan ratusan hingga ribuan kilo, bahkan di tengah-tengah sebagiannya tetap menjalankan ibadah puasa. Semua dilakukan demi merasakan kehangatan bersama keluarga.

Namun, semua lelah itu rasanya langsung hilang seketika ketika mulai memasuki kampung halaman dan mulai menghirup udara yang dulu pernah membesarkannya. Karena mudik sejatinya adalah cara Tuhan menunjukkan pada kita bahwa kita selalu menyukai asal kita, bagaimanapun jelek dan tidak nyamannya tempat itu.

Kalau merujuk pada makna “inna lillahi wa inna ilayhi rajiun”, maka maknanya dalam konteks mudik: ‘kita ini milik asal kita dan kita akan kembali padanya’. Asal kita dari Allah, dan kita akan kembali pada-Nya. Inilah fitrah kita.

Maka, bagaimanapun rumitnya mudik, bagaimanapun amburadulnya pengaturan lalu lintas mudik, bagaimana tidak siapnya pemerintah mengatur momen tahunan ini, kita tetap mudik. Karena hanya di dalam mudiklah, kita menemukan surga yang benar-benar kita rindukan selama di perantauan.

Kategori
Wisata

Merawat Kesalehan Sosial dalam Keberagaman

DatDut.Com – Konflik yang tidak kunjung mereda sejak pertengahan tahun kemarin kian banyak mendapatkan kritik dari masyarakat. Sepertinya masyarakat sudah mulai kelelahan dan bosan setiap hari disugguhkan berita-berita buruk dan penuh dengan konflik kepentingan.

Aksi simpati mulai banyak dilakukan oleh masyarakat dari berbagai lapisan, banyak dari mereka yang mulai sadar betapa lebih pentingnya persatuan ketimbangan perpecahan yang tidak berujung.

Slogan-slogan persatuan, seperti aku Pancasila, aku Indonesiajunjung tinggi pluralisme, dan NKRI harga mati, mulai ramai diteriakan terutama di media sosial. Hal ini memberikan sinyal positif bahwa sesungguhnya rakyat tidak ingin terpecah belah hanya karena membela kepentingan para elit politik dari berbagai aliran, rakyat memilih bersatu untuk kepentingan rakyat itu sendiri.

Rakyat Indonesia sesungguhnya sudah paham betul bahwa negaranya dibentuk di atas pondasi perbedaan agama, ras, suku, dan budaya, sehingga perbedaan bukan hal yang harus dipermasalahkan.

Mereka sadar perbedaan yang dipermasalahkan secara berlebihan dan berlarut-larut hanya mendatangkan kehancuran bagi diri dan bagi bangsanya sendiri, maka di sinilah sikap toleransi dapat menyelesaikan masalah.

Sikap toleransi atau sikap menghargai perbedaan akan lahir saat setiap individu dapat memunculkan sikap kesalehan yang bersifat sosial.

Kesalehan sosial adalah sikap taat kepada Tuhan yang dimanifestasikan dalam bentuk mengasihi kepada orang lain karena sama-sama makhluk ciptaan-Nya. Sesama makhluk ciptaan Tuhan yang diberi akal untuk berpikir maka akal harus digunakan demi kemaslahatan umat manusia itu sendiri.

Kemaslahatan hidup manusia menjadi tugas dari semuanya bukan hanya tugas dari individu ataupun kelompok tertentu, ketika manusia tidak memberikan kemaslahatan maka dia telah menghianati Tuhannya.

Kasalehan sosial menjadi sangat penting dalam bermasyarakat terutama konteks Indonesia yang masyarakatnya beragam. Keberagaman menjadi wadah yang mengharuskan setiap orang di dalamnya bertindak saling menghargai dan bahu-membahu menciptakan kemaslahatan bersama.

Namun acap kali rakyat Indonesia gagal menciptakan kebaikan bersama karena terdorong oleh kepentingan kelompoknya. Setiap kelompok mempunyai landasan kebenarannya masing-masing sebagai legitimasi atas tindakan yang dilakukannya, inilah model konflik yang akhir-akhir ini terjadi.

Kelompok “A” dan kelompok “B” sama-sama mengatasnamakan dirinya sebagai kelompok yang benar hingga ada anekdot “perang kebenaran lawan kebenaran”.

Perang kebenaran lawan kebenaran untuk menjatuhkan salah satunya yang dianggap salah telah melupakan arti penting dari kebaikan untuk bersama.

Kebaikan untuk bersama adalah suatu hal yang harus di kedepankan dari pada klaim kebenaran yang parsial, bangsa Indonesia sudah mempunyai konsesus yang disepakati bersama sebagai dasar atas segala tindakan yang mengedepankan kepentingan bersama, konsesus itu adalah Pancasila.

Pancasila dalam konflik yang menggunung akhir-akhir ini berfungsi sebagai asas kebenaran dari klaim kebenaran masing-masing kelompok, karena hanya Pancasila lah yang berhak menengahi perkara konflik bangsa ini.

Keberagaman yang diikat oleh kesepahaman akan arti penting dari persatuan memang sering kali tercederai, konflik antar kelompok rentan terjadi walau hanya disebabkan permasalahan kecil.

Dalam alam demokrasi Indonesia peyebab konflik adalah lemahnya penegakan hukum, pelayanan sosial yang buruk dan pendidikan yang tidak terintegrasi dengan baik.

Dalam hal penegakan hukum negara ini tidak merata atau terjadi diskriminasi di dalamnya, dalam pelayanan sosial dan pendidikan jurang pemisah antara kota dan desa atau si kaya dan si miskin masih sangat lebar, maka wajar jika konflik yang terjadi setahun belakangan terus meruncing dan tak kunjung terselesaikan.

Meskipun negara belum bisa memberikan solusi atas konflik yang terjadi kita sebagai masyarakat harus mempunyai inisiatif untuk membantu meredakan konflik.

Konflik akan mereda jika dikikis secara perlahan dari lapisan terbawahnya, lapisan terbawah adalah masyarakat non elit yang jumlahnya lebih banyak dari elit-elit politik yang setiap hari namanya bercokol di media masa.

Sebagai bagian masyarakat yang sadar akan persatuan maka harus mulai menularkan sifat kesalehan sosial kepada semua orang tanpa terkecuali,  karena kebaikan yang di pupuk dari akar akan tumbuh menjadi pohon yang kokoh dan menjulang tinggi sehingga tidak mudah tumbang jika diterpa angin besar.

Begitupun dengan bangsa ini, jika nilai-nilai kebaikan bersama dipupuk dari lapisan terbawah masyarakat maka akan tumbuh bangsa yang kokoh dan tidak akan mudah runtuh jika diterpa satu masalah.

Kategori
Wisata

America’s Got Talent, Demian, dan Mental Sukses

DatDut.Com – Baru-baru ini, negara kita tercinta melahirkan seorang pemuda yang berani tampil dalam acara America’s Got Talent lewat seni sulapnya. Dia adalah Demian.

America’s Got Talent (AGT) sendiri merupakan ajang audisi pencarian bakat bergengsi secara internasional. Tidak semua orang bisa mengikuti audisi itu. Di America’s Got Talent season 12, episode pertama yang diselenggarakan pada hari selasa (30/5/2017). Di mana Demian berhasil membawa nama baik bangsa Indonesia.

Penampilan Demian yang dibelenggu tangan, kaki dan lehernya. Kemudian ia ditaruh di dalam kaca berbentuk akuarium untuk meloloskan dirinya selama kurang dua menit, sebelum pasir seberat 400 kilogram menimpa tubuhnya. Aksi itu membuat para juri tercengang sekaligus menuai pujian dan mendapat tepukan meriah dari para penontonnya.

Berbagai pujian datang dari warganet luar dan dalam negeri di kolom komentar saluran resmi YouTube AGT sehingga menjadikan nomor satu trending topic selama beberapa hari dan ditonton sebanyak 16 juta kali.

Namun, ada juga beberapa warganet asal Indonesia berkomentar negatif, seperti hinaan, kritikan, cacian dan celaan. Deddy Corbuzier menyesalkan komentar negatif dari orang-orang Indonesia di kanal youtube pribadinya.

“Kalau dimulai dengan ada seseorang berkarya. Lalu mulai dengan cemohaan-cemohaan lagi, mulai dengan nyinyiran-nyinyiran dari orang lain lagi. Yang dikomen itu banyak. Lalu, pertanyaan saya cuman satu. Eehh….Kalian mau jadi apa? All you can do it, just comment negative? That’s All.

“Kalau kamu ga suka tunjukkin dengan karya kalian. Bukan cuman ngomong. You know what? You are an idiot!” lanjut Deddy.

Pengalaman Demian serupa dengan apa yang dialami oleh saya. Ketika itu, saya bercita-cita menjadi dosen di hadapan teman-teman. Tetapi saya mendapatkan respons negatif, seperti ditertawakan, direndahkan, dan dicela.

“Mana mungkin kamu bisa jadi sosen? Wong pikiran dan mental kamu aja seperti anak-anak. Yang ada nanti kamu di bully oleh mahasiswanya!” ujar teman saya.

Dalam hati ini berkata “Suatu hari, saya akan membuktikan kepada teman-teman bahwa saya bisa menjadi dosen.”

Akhirnya, pada hari Senin (29/02/2016) adalah hari pertama dan bersejarah dalam hidup di mana saya telah berhasil meraih cita-cita menjadi dosen. Hemat saya, orang yang selalu berkomentar negatif belum tentu lebih baik daripada orang yang selalu dikomentar negatif.

Hal itu sudah dicantumkan dalam firman Allah Swt., “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok),” (QS. Al-Hujurat, 11).

Demian merupakan contoh orang-orang sukses yang pantang menyerah dan tidak putus asa ketika dikomentar negatif. Untuk meraih kesuksesannya maka diperlukan tindakan atau melangkah.

Ini sebagaimana Pepatah Tiongkok berkata, “Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah.” Orang-orang sukses sudah membuktikan dengan melangkah, bukan hanya sekedar berbicara.

Suatu keputusan langkah berani untuk mengambil tantangan yang tidak semua orang bisa melakukannya. Setiap langkah tidaklah mudah untuk menggapai kesuksesan tapi mereka telah bangkit dari keterpurukan dan berhasil menembus dinding pembatas (mental block) di setiap rintangan yang dihadapinya.

Hinaan, celaan dan cacian adalah batu kerikil yang harus dilalui dengan keyakinan, berpikir positif, optimis, ketekunan dan kesabaran. Ingatlah pepatah, “Pelaut ulung tidak terlahir di laut yang tenang, tetapi ia lahir dari laut yang bergelombang.”

Oleh karena itu, mereka yakin di saat berada di titik terendah, keterpurukan dan kegelapan. Mereka bisa menjadi bintang yang bersinar. Bintang itu tidak muncul di siang hari tetapi muncul di malam hari. Di saat kegelapan mulai melanda, maka semakin teranglah cahaya sinar bintang itu.

Orang sukses bukan sekedar menjadi bintang yang paling bersinar cahayanya di saat kegelapan mulai tiba tapi memberikan manfaat bagi banyak orang. Mereka telah memberikan peradaban luar biasa dan warna bagi dunia.

Mereka bukan hanya memberikan kisah, tetapi membuat sejarah (not only made a story but a history). Tidak usahlah memikirkan perkataan orang lain. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana kita membuat sejarah.

Kategori
Wisata

ADDAI Buka Pendaftaran Anggota Baru

DatDut.Com – Asosiasi Dai-Daiyah Indonesia (ADDAI) hadir di tengah-tengah umat agar menjadi jawaban bagi permasalahan umat dan menjadi jembatan antara dai dan objek dakwahnya.

ADDAI lahir dari keprihatinan terhadap tidak meratanya kualitas dai, terjadinya disorientasi dai, dan munculnya dai-dai yang menonjolkan perbedaan dalam dakwahnya.

Melalui sinergi dai-dai yang umumnya berpendidikan magister dan doktor dari dalam dan luar negeri, ADDAI hadir untuk menjadi solusi bagi permasalahan umat dan bangsa.

Dibidani kelahirannya oleh Dr. Moch. Syarif Hidayatullah dan Dr. (C) Muhammad Zen, M.A., ADDAI menghimpun dai-dai par excellence dari berbagai latar belakang ormas dan manhaj, yang tidak hanya piawai berdakwah secara lisan tapi juga tulisan, tidak hanya pandai berorasi tapi juga menguasai bidang-bidang keilmuan Islam secara mumpuni.

Salah satu keunggulan ADDAI dibandingkan dengan asosiasi dai yang lain adalah di ADDAI semua dai dari berbagai latar belakang boleh bergabung. Tidak ada persyaratan sebagai anggota salah satu ormas, manhaj, atau partai politik tertentu.

Dengan latar belakang yang beragam, diharapkan ADDAI dapat menjadi wadah berhimpunnya gagasan dan ide untuk kemajuan umat di masa depan.

Sesuai taglinenya, ADDAI menekankan dai-dai yang bergabung untuk mendakwahkan kebaikan dengan cara yang baik. Dengan begitu, dai-dai diharapkan bisa menjadi bagian dari permaslahan umat, bukan menjadi masalah itu sendiri.

Saat ini ADDAI telah mengantongi legalitas dari Kemenkumham dan telah terbentuk struktur keoengurusan pusat yang terdiri dari dai-dai yang tersebar di penjuru Tanah Air.

Dai-dai ini ada yang berprofesi sebagai pimpinan pondok pesantren, dosen, penulis, praktisi ekonomi syariah. Mereka umumnya rutin berdakwah tidak hanya di dalam negeri, tapi sebagiannya mempunyai pengalaman dakwah di luar negeri.

Ada juga sebagiannya yang mengisi acara di televisi, radio, Youtube, Facebook, dan berbagai sarana lainnya, termasuk di buku dan artikel di media online. Dengan kata lain, ADDAI menghimpun dai-dai millenial yang merambah berbagai bidang sebagai bagian dari sarana dakwahnya.

Saat ini ADDAI tengah membuka pendaftaran anggota baru. ADDAI juga tidak menutup kemungkinan pembukaan perwakilan ADDAI di daerah baik pengurus wilayah maupun pengurus cabang.

Kategori
Wisata

Ketika Victoria Park Hong Kong Mirip Halakah di Pesantren

DatDut.Com – Menyusuri Victoria Park Hong Kong, Ahad (11/6) sore kemarin serasa berada di lingkungan pesantren. Jelang waktu berbuka puasa, jalanan mulai dari Causeway Bay di dekat KJRI Hong Kong, dipenuhi buruh migran Indonesia (BMI) yang berjilbab rapi bak para santri.

Puluhan halakah, mulai yang kecil hingga besar, mengelilingi taman yang paling ramai dan strategis di kawasan Hong Kong itu. Halakah itu berasal dari kumpulan majelis taklim BMI yang sore itu mengadakan buka puasa bersama.

Benar-benar mirip pesantren. Sama sekali tak terasa kalau sedang berada di negara yang mayoritas penduduknya non-Muslim. Tak ada pengawasan dan pemantauan dari aparat keamanan setempat. Semua dibiarkan berjalan normal dan khidmat.

Tentu saja hal itu menjadi pemandangan yang menarik perhatian dari masyarakat sekitar. Tak ada risih sedikit pun dari warga setempat yang lalu-lalang di sekitar kawasan itu. Bahkan, tampak sebagiannya malah mengabadikan berbagai kegiatan BMI itu dalam jepretan foto dan rekaman video.

Di antara puluhan halakah yang hari itu mengadakan buka bersama, kegiatan yang diadakan oleh Dompet Dhuafa (DD) Hong Kong tampak yang paling meriah dan paling banyak pesertanya.

“Tak kurang dari 400 BMI ikut dalam kegiatan Pondok Ramadan kali ini. Mereka datang hampir dari seluruh Hong Kong dan berasal tidak kurang dari 14 majelis taklim, mitra dan binaan DD Hong Kong,” jelas Mohammad Ilham, Direktur DD Hong Kong.

Pada kegiatan itu, DD Hong Kong menghadirkan Ustaz Dr. Moch. Syarif Hidayatullah yang merupakan Kepala Program Studi Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, dan Ustaz Suhendi Al-Khattab, M.Pd.I. sekretaris IKADI Kota Bogor.

Syarif menuturkan bahwa sebelum ke Victoria Park, dia mengisi kegiatan Pondok Ramadan di kawasan Hang Hau. Pemandangan yang kurang lebih sama juga dilihatnya di sana. Nuansa pesantren yang paling kental dan mengejutkan dilihat Syarif saat mengisi kegiatan yang sama di Tsim Sha Tsui Kowloon.

Lautan manusia yang membentuk halakah-halakah di belakang Masjid dan Islamic Center Kowloon, membuat merinding. Halakah-halakah dalam berbagai kegiatan, mulai pengajian, setoran tahfiz, tahsin, hingga belajar Iqra, memadati taman yang sebetulnya adalah menjadi bagian dari fasilitas umum kota itu.

“Saya benar-benar merasa sedang berada di suatu pesantren besar. Mungkin seperti berada di Pesantren Gontor atau pesantren-pesantren besar di Jawa Timur dan Jawa Tengah,” tutur Syarif yang merupakan dai yang dikirim Corps Dompet Dhuafa (Cordofa) untuk berdakwah di Hong Kong dan Macau selama Ramadan ini.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Suhendi yang hari itu berdakwah di Tung Chung dan Causeway Bay. “Semoga semangat keberislaman di bulan Ramadan ini terus dipegang oleh BMI kita, meskipun mereka hidup di negeri non-Muslim,” kata Suhendi penuh harap.

Kategori
Wisata

Tingkah Polah Santri Ketika Dibangunkan Salat Subuh

DatDut.Com – Santri memang unik. Bahkan kebiasaannya ketika dibangunkan untuk salat subuh pun berbeda-beda. Ada santri yang langsung bangun dan menuju kamar mandi untuk berwudu, ada juga santri yang bangun tetapi pindah tempat untuk tidur.

Banyak sekali tipe santri saat dibangunkan untuk salat subuh. Pertama adalah santri rajin. Santri tipe ini langsung bangun ketika ada bel atau suara pengurus yang membangunkan untuk salat subuh.

Malah ada santri yang sudah bangun sebelum dibangunkan oleh pengurus. Biasanya santri-santri tipe ini adalah santri yang rajin bangun pagi dan nggak mau ketinggalan untuk salat subuh berjamaah.

Kedua adalah santri yang ketika dibangunkan oleh pengurus dia langsung bangun. Biasanya juga langsung keluar dari kamar. Dengan setengah sadar santri ini berjalan, lalu pindah ke kamar atau ruangan lain untuk melanjutkan tidurnya.

Kalau santri tipe ini sedang tidur di musala atau ruang kelas, dia lebih memilih segera bangun ketika ada yang membangunkan. Bukan untuk ke kamar mandi, tapi masuk kamar dan tidur lagi. Hehe.

Ketiga adalah santri yang langsung ngantri. Eits, tapi tunggu dulu, ternyata ada santri yang memang langsung ngantri ke kamar mandi setelah dibangunkan oleh pengurus.

Tetapi ada juga santri yang nggak mau rugi. Santri ini memilih ngantri sambil melanjutkan tidur. Sambil jongkok dan garuk-garuk badan karena digigitin nyamuk. Seperti pepatah, sambil menyelam minum air. Asal jangan sampai kebablasan dan urutan antrinya disamber orang.

Keempat adalah tipe santri yang nggak mempan dengan suara azan yang menggelegar dan juga suara pengurus yang koar-koar untuk membangunkan. Santri tipe ini tetap saja merasa nyaman dan tentram tanpa takut jika paginya menerima takziran.

Kadang pengurus pun hampir menyerah dan meninggalkan dia tetap tertidur ketika iqamah sudah berkumandang. Ajaibnya kalau iqamah sudah berkumandang, biasanya santri ini langsung lari tunggang langgang ke kamar mandi.

Lalu berlari ke musala untuk salat berjamaah. Tapi tak apalah, yang penting salat berjamaah tetap terjaga agar hidup menjadi berkah dan terarah.

Nah, itu dia tipe-tipe santri saat dibangunkan di pagi hari. Kalau kalian termasuk yang mana?

Kategori
Wisata

Ini 5 Upaya Pencurian Jasad Nabi Muhammad Saw yang Tercatat Oleh Sejarah

DatDut.Com – Dalam Masjid Nabawi Madinah terbaring jasad Rasullullah SAW. Makam Nabi mendapat perhatian dan penjagaan yang ketat dari aparat keamanan Kerajaaan Arab Saudi.

Hal ini terjadi karena fakta telah terjadi percobaan pencurian jasad Nabi Muhammad SAW. Tentu saja Raja Arab Saudi sebagai pelayan dua kota suci memiliki tanggung jawab untuk memastikan keamanan kota Mekah dan Madinah beserta aset-aset penting di dalamnya.

Di makam Nabi, banyak orang yang akan berusaha mendekat jika makam ini dibiarkan terbuka. Belum lagi, untuk mengantisipasi upaya upaya jahat yang ingin mencuri jenazah Rasul.

Apalagi dalam sejarah Islam telah ada upaya dalam mencuri jasad Nabi SAW sebanyak 5 kali. Namun persekongkolan tersebut harus berhadapan dengan kekuasaan Allah SWT. Berikut cerita di balik uapaya percobaan pencurian jasad Rasulullah SAW:

1. Masa al-Hakim Biamrillah al-‘Ubaidiy (Bagian 1)

Kisah pencurian jasad Nabi Muhammad ditulis oleh Muhammad Ilyas ‘Abdul Ghani, penulis buku tentang sejarah Masjid Nabawi. Dalam buku itu ia menulis tentang percobaan pencurian pertama dilakukan pada masa Raja Fathimiyah, al-Hakim Biamrillah al-‘Ubaidiy.

Meskipun al-Hakim beragama Islam, namun ia menyimpang dari ajaran Islam yang benar, sehingga Rakyat Mesir tidak bisa tidur tenang pada masa pemerintahannya.

Ketika itu seorang zindiq mengusulkan kepadanya agar mencuri jasad Nabi. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian manusia kepadanya dan negerinya. Dengan menghadirkan jasad Nabi Muhammad ke Mesir, maka negeri ini akan menggantikan Madinah. Kemudian ia berencana memerangi rakyatnya.

Tapi Allah SWT tidak tinggal diam dengan rencana jahat tersebut. Bagi-Nya sangat mudah dalam menggagalkan upaya Raja al-Hakim.

Pada malam rencana itu dijalankan, ternyata Allah mengirimkan angin ke Madinah, dan hampir bumi tergoncang karena kuatnya angin itu. Hal ini menjadi penghalang tujuan para penjahat tersebut.

2. Masa al-Hakim Biamrillah al-‘Ubaidiy (Bagian 2)

Ternyata kegagalan rencana awal tidak membuat raja yang mulai memimpin pada usia 11 tahun tersebut kapok. Ia kembali menyusun rencana jahat untuk mencuri jasad Rasulullah SAW. Kali ini, prajuritnya mampu memasuki Madinah. Utusannya ini tinggal di dekat Masjid Al Haram an-Nabawi.

Baca juga:  Siapa Bilang Jadi Jomblo Selalu Ngenes?! Dia Justru Lebih Bahagia dalam 5 Hal Ini

Mereka menggali tanah untuk membuat terowongan menuju makam Nabi SAW. Namun keajaiban pun kembali terjadi. Terdengar suara di tengah-tengah masyarakat Madinah “Nabi kalian akan digali (kuburnya)”.

Akhirnya Mereka pun kemudian melakukan penyelidikan dan mendapi utusan al-Hakim Biamrillah al-‘Ubaidiy tengah menggali terowongan. Mereka kemudian dihukum dan dihukum mati.

3. Jasad Nabi Akan Dicuri Para Penguasa di Eropa

Peristiwa pencurian ini terjadi pada tahun 1164 atau 557 H dan ditulis oleh sejarawan Ali Hafidz dalam kitab Fusul min Tarikhi Al-Madinah Al Munawarah. Saat itu, kondisi umat Islam dalam kondisi yang lemah, sehingga para penguasa di Eropa bersepakat untuk mencuri jasad Rasulullah.

Setelah kesepakatan disetujui, para penguasa di Eropa kemudian mengirim utusan untuk mencuri jenazah Rasul pada musim Haji.

Kedua orang itu menyamar sebagai jemaah haji dari Andalusia yang memakai pakaian khas Maghribi. Kedua orang tersebut ditugaskan melakukan survei awal dalam mencari kesempatan untuk mencuri jasad Nabi Muhammad.

Setelah melakukan survei lapangan, keduanya memberanikan diri untuk menyewa sebuah penginapan yang letaknya dekat dengan makam Rasulullah. Mereka membuat lubang dari dalam kamar menuju ke makam Rasulullah SAW.

Belum sampai pada akhir penggalian, rencara tersebut telah digagalkan oleh Allah SWT melalui seorang hamba-Nya, yaitu Sultan Nuruddin Mahmud bin Zanki.

Sang Sultan penguasa Mesir dan Syam itu pada suatu malam bermimpi bertemu Rasulullah. Sang Nabi sedang menudingkan tangannya ke arah dua orang berwajah Eropa, seraya berkata, “Wahai Mahmud, tolonglah aku dari dua orang ini!”.

Maka Sultan terbangun dan terkejut lalu ambil wudhu dan melanjutkan tidur. Tapi Ia kembali bermimpi yang sama hingga tiga kali berturut-turut.

Pagi harinya Ia menceritakan mimpinya kepada para menteri dan berpikir bahwa telah terjadi sesuatu di Madinah. Akhirnya Sultan dan para pengawalnya berangkat ke kota Madinah.

Sesampainya di sana Sultan mengumpulkan seluruh masyarakat Madinah untuk mengenali wajah mereka. Ini bertujuan untuk melihat adakah wajah yang mirip dengan yang ada di mimpinya. Pada awalnya Ia tidak dapat menemukan dua wajah tersebut.

Baca juga:  Wah! Ini Nih 5 Pengeluaran Jelang Lebaran yang Menyedot Isi Dompet dan Tabungan

Lalu Sultan bertanya, “Masih adakah yang lain?”

Salah satu penduduk Madinah menjawab, “Memang masih ada, yaitu dua orang jamaah haji dari Maroko yang mukim di sini. Mereka saleh dan kaya, sering membagi sedekah dan selalu shalat berjamaah di Masjid Nabawi. Mereka merasa sudah cukup tidak perlu mengambil sedekah atau hadiah.”

“Datangkan mereka ke sini sekarang juga…!” perintah Sultan.

Ternyata dua orang ini mirip dengan yang ada di mimpinya. Sultan lalu memeriksa keduanya dan mendapati rumah mereka terdapat lubang menuju makam Nabi. Keduanya mengaku melaksanakan tugas untuk mengambil jasad Nabi Muhammad SAW untuk dibawa ke Eropa.

4. Kelompok Perampok

Usaha keempat terjadi saaat sejumlah orang mencuri dan merampok kafilah jamah haji. Kemudian mereka bertekad untuk menggali kuburan Nabi SAW. Mereka berbicara dan terang-terangan mengutarakan niat mereka.

Kemudian mereka menyeberangi laut menuju Madinah. Kemudian Allah menolak serangan mereka dengan kapal yang telah disiapkan dari Mesir al-Iskandariyah yang mengikuti mereka. Kemudian menangkap mereka semuanya, kemudian menawan semua.

5. Empat Puluh Orang Ingin Menggali Makan Abu Bakar dan Umar

Upaya kelima dilakukan dengan rencana menggali makam Abu Bakar dan Umar. Peristiwa ini terjadi di pertengahan abad tujuh Hijriyah.

Sejumlah orang yang mencapai 40 orang laki-laki ingin menggali kubur pada malam hari. Lalu bumi terbelah dan menelan mereka. Hal ini diceritakan oleh pelayan Masjid Nabawi pada saat itu. Dia adalah Shawwab, as-Syamsu al-Malthiy.

Demikian cerita lima percobaan pencurian jasad Nabi Muhammad SAW, manusia agung akhir zaman.

Kategori
Wisata

Ini 5 Resep Ampuh Menjadi Penerjemah Ala Ali Audah

DatDut.Com ~ Ali Audah (AA) adalah penerjemah yang juga sastrawan kelahiran Bondowoso, Jawa Timur, 14 Juli 1924. Tahun ini usianya tepat 91 tahun, banyak pihak yang mengatakan bahwa AA adalah penerjemah kesayangan Tuhan. Karena diusia yang sedemikian, AA masih tetap berkarya, tetap menerjemahkan karya-karya terbaik dunia ke dalam bahasa Indonesia.

Salah dua di antara beragam karyanya yang monumental adalah terjemah Tafsir Alquran 30 Juzz karya Abdullah Yusuf Ali setebal 1.824 halaman. dan Sejarah Hidup Muhammad karya jurnalis dan sastrawan Mesir, Muhammad Husain Haikal. Hingga kini kedua karya tersebut telah berkali-kali cetak ulang.

Meski hanya sekolah hingga kelas 2 SD, AA dikenal sebagai seorang polyglot, beliau menguasai dengan baik beberapa bahasa, di antaranya yaitu Arab, Inggris, Perancis, Belanda dan Jerman, tentu saja Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibunya. AA sangat memahami dengan baik struktur dan tata bahasanya. Semua kecakapan yang beliau miliki kini, hasil dari belajar sendiri. Konon, ketika baru naik kelas 2 pada usia 7 tahun, ayahnya, Salim Audah, seorang ulama dan pengarang meninggal dunia, sehingga AA harus berhenti sekolah.

Sejak itu ia dibesarkan oleh ibunya, Aisyah Jubran. AA belajar menulis dengan mencorat coret di tanah sambil main gundu, belajar membaca dari berbagai macam kertas yang ditemuinya, salah satunya kertas pembungkus makanan. Karena kegigihan dan niatnya yang kuat, meminjam istilahnya Cak Nun, Indonesia telah berhutang kepadanya, karena AA telah memberikan banyak sekali karya yang sarat manfaat untuk bangsa ini. Berikut adalah 5 cara menjadi penerjemah ala Ali Audah:

1. Cintai karya yang ingin diterjemahkan

Menerjemahkan adalah membaca dengan sikap yang takzim. Seorang penerjemah mustahil akan menerjemahkan dengan baik karya yang tidak disukai dan dihormatinya. Menurut Quraish Shihab, AA menulis dan menerjemahkan seperti sedang membuat surat cinta, penuh penghayatan dan membuat pembaca tidak sadar kalau itu adalah karya terjemahan.

2. Banyak latihan

Bagi AA bakat bukanlah nomor satu, tetapi latihan yang tekun adalah syarat utama untuk sebuah keberhasilan, termasuk dalam penerjemahan. Maka keluhan “saya tidak bakat menjadi penerjemah” harus ditolak sesuai resep dari AA. Tetapi latihan yang terus menerus adalah cara terbaik untuk meningkatkan mutu sebuah karya, asli ataupun terjemahan.

3. Pahami dahulu sebelum memberi (pemahaman bagi yang lain)

Menurut Quraish Shihab, jika saja AA tidak hati-hati, pasti karyanya sudah lebih banyak dari apa yang diketahui sekarang. AA bukan hanya dikenal sebagai penerjemah yang polyglot, AA juga dikenal sebagai penerjemah yang cerdas. Beliau memahami betul sejarah Islam sehingga pembaca yang membaca buku Sejarah Muhammad seperti membaca karya asli bukan terjemahan. Beliau juga sangat memahami dengan baik bahasa dan budaya Arab, sehingga novel-novel Arab yang diterjemahkannya menjadi enak dan mengalir untuk dibaca.

4. Pilih kata dan kalimat yang benar-benar sesuai

Terjemahan yang bagus adalah yang tidak verbatim atau harfiah, tapi juga tidak parafrase atau terlalu bebas. Tengah-tengah saja, sehingga pembaca tahu bahwa itu terjemahan dan tanpa mengurangi gaya asli pengarang.

5. Rendah hati

Karena karya terjemahan yang baik, sang penerjemah ada di sana, tetapi ia dilupakan. AA sangat memegang prinsip tersebut hingga kini. Maka, rendah hatilah, wahai para penerjemah!

Kategori
Wisata

Ini 5 Keunggulan Memaknai Kitab Kuning ala Pesantren Salaf

DatDut.Com – Santri di pesantren salaf atau tradisonal dituntut mempelajari kitab kuning, istilah untuk kitab ulama salaf, dengan menggunakan makna gandul. Makna gandul adalah terjemah perkata yang ditulis di bawah baris-baris kalimat bahasa Arab yang tertera dalam kitab.

Makna gandul itu bukan sekadar terjemah perkata, melainkan dilengkapi semacam rumus yang mengisyaratkan posisi kata yang dimaknai dalam ilmu tata bahasa Arab (nahwu).

Rumus huruf fa, misalnya, terletak di atas baris berfungsi menunjukkan posisi atau tarkib fail (subjek) bagi kata yang dimaknai. Dalam membaca pun, ada tata tertibnya. Makna yang harus disebut dulu, kode ataukah lafalnya.

Contoh kalimat ja`a zaidun, memaknainya ja’a ‘teko’, sopo zaidun ‘si zaid’. Kata sopo (siapa) itu adalah arti kode huruf fa di atas baris kata zaidun yang menunjukkan bahwa kata zaidun adalah fail atau subjek.

Secara umum, kebanyakan pesantren memaknai kitab kuning menggunakan bahasa Jawa, Sunda, atau Madura. Ketiga bahasa ini yang mendominasi makna-makna kitab ala pesantren. Menurut K.H. Said Aqil Siradj, makna gandul ala pesantren ini diciptakan oleh Syaikhona Kholil Bangkalan. Lalu apa sih keunggulan makna gandul ala pesantren salaf ini? Berikut 5 ulasannya:

1. Menguatkan dan Menjaga Tradisi Ilmu Nahwu

Dalam sebuah ungkapan dikatakankan “Nahwu adalah bapaknya ilmu, dan Sharaf adalah ibunya.” Ungkapan ini banyak tercantum dalam mukadimah kitab-kitab nahwu dan sharaf.

Nahwu sebagai ilmu gramatika Arab merupakan disiplin ilmu untuk mengetahui posisi setiap kata, yang mana dalam bahasa Arab hal ini berpengaruh pada harakat akhir setiap kata. Istilahnya i’rab. Sementara itu, sharaf merupakan ilmu yang meneliti perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk lain.

Dengan makna gandul ala pesantren, santri terlatih mengenal istilah-istilah pokok dalam nahwu dan memahami perubahan masing-masing kata ketika kata tersebut telah beralih dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

2. Menjaga Keindahan Makna

Dalam tradisi makna gandul, santri dibiasakan mengenal dan mengaplikasikan nahwu dan sharaf. Dari ketatnya pemaknaan ini lahirlah ketelitian memahami maksud setiap ungkapan dari kitab. Ketelitian inilah yang tak begitu saja ditemukan dalam kitab yang sudah berbentuk terjemah.

Sebuah kalimat bahasa Arab dalam terjemah bahasa Indonesianya bisa sama, tetapi kalau dalam bentuk orisinilnya bisa saja memiliki maksud berbeda. Karena setiap olah posisi dalam bahasa Arab mengandung tekanan arti tersendiri yang sulit diungkapkan dalam penerjemahan. Disinilah keindahan dan kedalaman makna bisa terjaga dan diresapi.

3. Mendidik Rapih dan Teliti

Kalau kita lihat cetakan kitab-kitab pesantren zaman dahulu, rata-rata gundul tanpa harakat, tanpa koma, dan paragraf. Paling hanya tanda titik saja yang mengakhiri penjelasan panjang. Kerapatan antar baris biasanya setara dengan ketikan spasi ganda atau malah kurang.

Santri diajari menyelipkan tulisan makna sedemikian rupa di antara spasi-spasi itu. Butuh ketekunan, pembiasaan serta waktu lama untuk mahir memaknai ala pesantren ini hingga menghasilkan tulisan yang rapi dan teliti. Bisa terbaca oleh orang lain adalah ukuran sukses dari penulisan makna gandul.

4. Melatih Konsentrasi dan Fisik

Pengajian kitab kuning di pesantren biasa disebut bandongan. Prosesnya, guru atau kiai membaca kitab dan santri menulis makna. Sesekali diselingi keterangan dan penjelasan dari guru. Panjang pendeknya uraian keterangan tergantung kelimuan guru dan situasi serta tuntutan khatam.

Oh ya, tuntutan khatam biasa jadi patokan kajian kitab di pesantren. Para kiai dan santri berharap berkah dengan mengaji kitab hingga tuntas. Kadang kalau sudah mendekati batas waktu khataman yang telah ditentukan, maka ritme baca kitab bisa semakin cepat. Ngebut.

Hal ini menuntut santri untuk lebih berkonsentrasi. Dibutuhkan keseimbangan maksimal antara telinga yang mendengar suara guru, mata yang mencari posisi tepat menulis makna, dan tangan yang harus lincah menulis.

5. Memahami Makna dengan Detail

Pemaknaan kitab ala pesantren menghasilkan pemahaman makna lebih detail dengan mengerti kedudukan masing-masing kata ditinjau dari ilmu Nahwu dan Sharaf, serta ilmu alat lain. Dalam pemaknaan kalimat-kalimat sastra, memerlukan andil ilmu Balaghah (bagian dari ilmu sastra Arab) dalam mengungkap keindahannya.

Meskipun terkadang para santri terkendala dalam proses penerjemahan makna, tetapi pada dasarnya mereka memahami arti dalam ungkapan yang disampaikan pengarang kitab dengan lebih mendalam.

Ketelitian ini melahirkan kehati-hatian dalam memahami setiap dalil agama. Disisi lain, santri yang telah mengerti betapa rumitnya ilmu tata bahasa Arab tidak akan begitu saja mengekor pada buku-buku terjemahan.

Bagi kaum santri, memahami keterangan dari kitab kuning sama halnya mengaji kepada ulama yang menulis kitab tersebut. Santri juga menyadari betapa sulitnya ijtihad langsung dari nas Alquran dan Hadis tanpa memperhatikan dan mengikuti keterangan para ulama. Sehingga mereka merasa geli ketika ada orang yang antitaklid mazhab ternyata hanya bermodal buku-buku terjemahan.

Kategori
Wisata

Sepenggal Kisah Perjalanan Hidup BJ Habibie Yang Mengharukan

DatDut.Com – Mantan Presiden Bj. Habibie mendapatkan tempat terhormat di Jerman. Para ilmuwan di Jerman tidak ada yang tidak mengenalnya. Namun sangat menyedihkan, Pemerintah Indonesia pada saat itu meremehkannya.

Ada kisah menarik terkait sosok Bj. Habibie yang dapat dijadikan pelajaran berharga untuk para penerus Bangsa Indonesia. Cerita tersebut ditulis oleh Capt. Novianto Herupratomo pada tahun 2012 yang disebarkan ke grup-grup Whatsapp.

Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, Ilham Habibie dan keponakannya, Adri Subono, juragan Java Musikindo. Dalam kunjungan ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap.

Sebagai “balasan” untuk Pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995. Berikut 5 cerita yang mengharukan.

1. Cerita IPTN Dibubarkan

Pak Habibie memulai cerita. “Dik, Anda tahu. Saya ini lulus SMA tahun 1954! Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang. Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan teknologi yang berwawasan nasional, yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara.”

“Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba Ilmu Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara. Saya adalah rombongan kedua di antara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat, tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktik. Sejak awal saya hanya tertarik dengan how to build commercial aircraft bagi Indonesia,” lanjut Pak Habibie.

“Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu. Beliau juga bukan pencetus ide penerapan teknologi berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN,” beliau menegaskan.

“Sekarang, Dik, Anda semua lihat sendiri. N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami Dutch Roll (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, teknologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun ke depan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi Fly by Wire, bahkan sampai hari ini.”

“Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu. Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?’ Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.”

2. Ainun Selalu Menemani Habibie

Ini cerita Habibie yang selalu didampingi Ainun kemana pun dia pergi. “Dik, saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, hinga saya ditunjuk menjadi Wakil Direktur Utama perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI. Itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar.”

“Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya, saya mau kasih informasi. Saya ini baru tahu bahwa Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelum dia meninggal, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari Ibu.”

Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan. “Dik, kalian tahu. Dua minggu setelah ditinggalkan Ainun, suatu hari saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu. Ainun, Ainun, Ainun. Saya mencari ibu di semua sudut rumah.”

3. Sepeninggal Ainun

Para dokter yang melihat perkembangan Habibie sepeninggal Ainun berpendapat, “Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini.” Mereka bilang, “Kita (para dokter) harus tolong Habibie.” Para dokter Jerman dan Indonesia berkumpul untuk membantu Habibie dan memberikannya 3 pilihan. Pertama, Habibie harus dirawat, diberi obat khusus sampai dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya, Habibie ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa.

Kedua, para dokter akan mengunjungi Habibie di rumah dan harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka. Selain itu, dia juga harus mengkonsumsi obat khusus. Menurut Habibie, itu sama saja bahwa dia sudah gila dan harus diawasi terus.

Ketiga, Habibie disuruh untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun. Bercerita dengan Ainun seolah istrinya itu masih hidup. Habibie pun pilih opsi ketiga.

4. Terimakasih Habibie pada Garuda Indonesia

Istri Habibie, Ainun, meninggal di Munchen, Jerman pada tahun 2010. Habibie mengucapkan rasa terimakasihnya pada Garuda Indonesia.  Berikut petikannya:

Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat. Saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri, maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan Ibu Ainun ke tanah air, bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia.

5. Royalti Buku Kisah Kehidupan Habibie dan Ainun Diinfakkan

Pilihan ketiga Habibie untuk mengobati penyakitnya akhirnya menjadi sebuah buku tentang dirinya dan Ainun. Bahkan buku tersebut diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing, di antaranya Inggris, Arab, dan Jepang.

Semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiah pun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh Habibie dan Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tunanetra.

Kategori
Wisata

Dalam Debat Online, Ini 5 Ujaran Kebencian atau Pelecehan yang Sering Dilontarkan

DatDut.Com – Pernah diskusi via online? Apakah diskusi Anda berjalan lancar sebagai diskusi ataukah justru tergelincir menjadi perdebatan bahkan debat kusir? Masih ingat bukan berbagai ujaran khas yang menjurus ke arah kebencian atau pelecehan terhadap lawan debat?

Memang ketika pembicaraan di medsos masih dalam tahap diskusi sehat, suasana akan terasa tenang. Meskipun timbul sedikit riak panas tapi selama tujuan diskusi adalah sama-sama menemukan kesepakatan, maka gejolak cenderung reda.

Tapi ketika diskusi dengan orang-orang tertentu yang sifatnya memanas susah diajak diskusi, maka obrolan online akan berubah menjadi debat. Jika tidak segera usai dan malah saling ejek atau pembicaraan kian tidak terarah, jadilah debat kusir tak berujung.

Dalam suasana diskusi yang niatnya sama-sama mencari kesepakatan dan mencari pencerahan, ujaran-ujaran berikut ini dianggap bumbu penyedap dan sekedar humor. Ini mengecualikan jenis ke 3, 4 dan 5. Termasuk dalam forum-forum diskusi langsung dengan bingkai bahsul masail (membahas berbagai persoalan), ujaran-ujaran tertentu hanya menjadi bumbu penyegar suasana.

Tapi dalam diskusi online yang sudah mengarah ke debat kusir, 5 ujaran atau ungkapan ini menjadi pelecehan dan penghinaan serta salah satu cara menjatuhkan mental lawan debat. Apa saja itu? Mari sama-sama kita ingat 5 ujaran kebencian atau pelecehan yang mungkin pernah Anda temui dan rasakan atau malah Anda pakai dalam debat online.

1. Sumbu Pendek dan Sejenisnya

Dasar kaum sumbu pendek! Golongan 2 Dgolongan senggol bacok, saya kelompokkan sebagai satu golongan. Biasanya sasaran ujaran ini adalah pengikut ajaran keras dan intoleran. Susah diajak memahami perbedaan, cenderung marah-marah dalam diskusi dan menyeret ajang diskusi menjadi debat kusir.

Semula ujaran tersebut sering terlontar kepada kalangan salafi-wahabi. Tapi pada perkembangannya merembet kepada setiap lawan debat yang dianggap mulai radikal.

Sumbu pendek sama artinya dengan orang yang mudah marah. Ibarat mercon/petasan sumbunya pendek dan mudah meledak.

Dua dimensi sama artinya orang yang hanya punya padangan hitam dan putih, benar dan salah. Yang sependapat, sealiran dan seide berarti benar, yang berbeda berarti salah. Jadilah ia disemati julukan 2 D.

Golongan senggol bacok sama artinya dengan sumbu pendek. Kesenggol sedikit, tersinggung sedikit langsung meledak, marah-marah dan keluarlah seisi kebun binatang dari mulutnya. Padahal binatang-binatang tersebut tidak berdosa lho.

2. Cebonger, Ahoker vs Gagal Move On

Meskipun pilpres sudah terlewatkan jauh, namun ujaran seperti ini masih muncul karena memang perseteruan simpatisan dari dua capres tampak belum rukun.

Hingga kini munculnya kasus Ahok, maka ujaran ini kembali menghangat. Orang atau kelompok yang dianggap pro ahok, maka ujaran yang dilontarkan untuknya tak jauh dari kata-kata Cebonger dan Ahoker.

Cebong adalah anak kodok/katak. Pengibaratan untuk yang pro-Jokowi, sehingga para pembenci presiden terpilih sering melecehkan Presiden Jokowi dengan sebutan Jokodok dan Kodok.

Jawaban dari ujaran di atas biasanya tidak jauh dari poin 1 dan 2 atau dengan kata-kata gagal move on. Maksudnya mereka yang masih saja mengidolakan capres lain, sedangkan yang terpilih dan resmi adalah orang lain. Gagal melupakan idola yang tak terpilih.

3. Laknatullah, Syiah dan Sejenisnya

Kelompok kelima ini sering terlontar dari mereka yang dilempari ujaran sumbu pendek, 2 D, atau senggol bacok. Baik itu dari penganut faham salafi atau non salafi tapi cenderung keras.

Faktanya dalam berbagai cekcok online para simpatisan dan pengikut FPI sering melontarkan ujaran Laknatullah, munafik, PKI, hingga kafir.

Sementara ujaran sekaligus tuduhan sebagai Syiah, agen zionis yahudi, pendukung kafir juga tercantum sebagai kosakata yang sering dilontarkan oleh sebagian orang yang berfaham salafi. Tapi tak menutup kemungkinan yang non salafi juga menggunakan ujaran ini.

Itulah 5 jenis ujaran kebencian atau pelecehan yang sering mewarnai dalam perdebatan via online. Semoga kita kian memahami bagaimana menggunakan internet secara cerdas, sehat dan bermanfaat. Diskusi yang sudah diwarnai saling lontar ujaran kebencian lebih baik ditinggalkan. Buang-buang waktu dan kuota.

4. Kurang Ngopi

Kopi identik sebagai minuman untuk mencegah atau mengusir rasa kantuk. Kalau orang sudah mengantuk, maka konsentrasi pasti menurun dan kesadaran berkurang. Dalam perdebatan, ujaran kurang ngopisudah ngopi? Atau ngopi dulu adalah sindiran yang artinya sama dengan kamu kurang cerdas.

Sebagai minuman yang menjaga konsentrasi, maka kopi bisa menjadi salah satu jalan meningkatnya wawasan. Karena kalau mata terjaga, konsentrasi maksimal, otomatis belajar dan penambahan wawasan mudah dilakukan. Karenanya ujaran tersebut dilontarkan untuk merendahkan lawan debat dan menganggapnya kurang cerdas.

5. Kurang Piknik

Kurang piknik sama artinya kurang wawasan, kurang pengetahuan, dan kurang membaca. Kalau versi kasarnya adalah bisa digambarkan dengan kata bodoh. Ketika lawan debat sudah mulai ngelantur dan cenderung mau menang sendiri, tidak peduli argumen peserta lain, maka biasanya keluarlah ujaran ini, “Kurang piknik ya?!

Kategori
Wisata

Melawan Gurita Indomaret dan Alfamaret Demi Mendukung Keberadaan Warung Tetangga

DatDut.Com – Salah satu efek positif dari Aksi Bela Islam (ABI), terutama Aksi 212, adalah melahirkan kesadaran baru pada diri umat Islam bahwa selama ini mereka hanya dijadikan konsumen. Mereka diperah untuk memperkaya para pengusaha, yang anehnya kekayaan itu justru dipakai untuk mengkerdilkan umat Islam.

Salah satu yang fenomenal adalah gerakan #BoikotSariRoti. Perusahaan roti ini dihukum publik lantaran tidak peka pada tuntutan umat Islam. Ia melakukan blunder dengan menilai Aksi 212 sebagai antikebhinekaan.

Berangkat dari kesadaran itulah, kini muncul gerakan #BelanjaKeWarungTetangga. Selama ini warung-warung yang umumnya dimiliki oleh umat Islam ini, dibiarkan menjalani nasibnya sendiri dan tutup toko gara-gara menjamurnya toko-toko ritel seperti Indomaret dan Alfamaret.

Bahkan, tidak hanya warung-warung kecil, toserba-toserba milik umat Islam pun dipaksa gulung tikar gara-gara toko-toko ritel itu sudah masuk ke pelosok-pelosok kampung dan nyaris ada di setiap gang.

Toko-toko ritel itu mengalahkan toserba dan warung umat Islam karena harganya yang relatif lebih murah. Padahal, itu hanya di beberapa item barang saja. Selebihnya, bahkan lebih mahal dari warung-warung tetangga kita.

Kesadaran inilah yang kemudian membuat sekelompok umat Islam di berbagai daerah menggalang kekuatan ekonomi umat dengan mendirikan supermarkert 212 yang saat ini tengah melakukan konsolidasi untuk perwujudannya.

Nah, pertanyaannya, apakah toko-toko ritel itu tidak bisa dikalahkan? Ternyata ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghadang toko-toko ritel itu? Tulisan Wan MH yang dimuat ulang Fanpage Ippho Santosa dan Tim Khalifah ini, menjadi viral di media sosial. Berikut tulisan tersebut:

Salah seorang peserta seminar menelpon saya, “Pak, saya memiliki 1 minimarket di Bekasi yg berdiri 3 tahun yang lalu berkat inspirasi dari ikut seminar yg Bapak berikan. Alhamdulillah saat ini saya fokus mengelola minimarket saya, omsetnya sudah di atas 7 juta perhari.”

“Tetapi 4 bulan yang lalu buka Indomaret berjarak 2 ruko di sebelah kiri saya dan 1 bulan yang lalu buka lagi Alfamart berjarak 4 ruko di sebelah kanan saya, omset saya langsung terjun bebas, saat ini menjadi hanya 1 juta per hari. Sudah pasti rugi dan saya bingung harus bagaimana. Apa sarannya Pak?”

Saya jawab, “Alfamart dan Indomaret itu sangat kuat karena memiliki banyak cabang, tetapi dibalik kekuatan itu sebenarnya ada kelemahan. Yakni tidak mudah untuk menambah jenis produk (karena sudah diatur seragam dari pusat). Nah toko bapak kan hanya satu, jadi gampang untuk mengubah/menambah jenis produk yang dijual, dan ada 1001 produk yg dibutuhkan orang yg mereka tidak jual.”

“Silakan Bapak masih jualan produk yg sama seperti Alfamart saat ini, tapi tambah juga jenis lain yg mereka tidak jual, yakni ATK (mereka jual tapi sedikit), mainan, perlengkapan bayi, sandal, kacamata dll.”

Beliau pun mengikuti saran saya dan menambah banyak produk di tokonya bahkan ada Aqua isi ulang, ada konter HP dll yg tidak mungkin Alfamart dan Indomaret akan mengikuti.

Akhirnya dalam tempo 6 bulan kemudian omsetnya sudah membaik menjadi 4 juta perhari (walau masih dibawah omset awal). Dia bertanya lagi, “Pak Wan yang saya bingung itu jika mereka promosi dan ada produk yang mereka jual dibawah harga grosir (tempat saya belanja), bagaimana cara menghadapinya?”

Saya balik bertanya, “berapa banyak barang promosi yg mereka jual dibawah harga grosir?”
“Tidak banyak Pak Wan, paling 5 item barang” jelasnya.

Saya lanjutkan, “Jika ada produk yang mereka jual dibawah grosir (umum ritel modern melakukan minus margin) maka jangan beli ke grosir, tapi beli ke toko mereka.”

Benar, saran saya kembali diikuti, begitu Alfamart dan Indomaret promosi yg harga jual dibawah grosir maka 5 item produk itu diborong habis oleh beliau. Di saat pelanggan datang ke Alfamart produk promosi itu kosong dan bisa ditebak pelanggan datang ke tokonya. Dia menjual seharga yg dijual Alfamart (karena tidak perlu transport dan hanya butuh persiapan uang kas). Besok begitu lagi, diborong habis dan barang tersebut kosong di Alfamart.

Akhirnya Alfamart mengirim stok yg banyak dari pusat, dia tidak memborong (karena takut kadaluwarsa) dan beli hanya seperlunya saja. Alfamart tidak bisa melarang pelanggan belanja kan.

Terakhir dia bilang walaupun banyak produknya yang bisa bersaing dari Alfamart atau Indomaret namun image nya tetap mereka lebih murah. Saya tanya, “bapak ngomong gak sama pelanggan jika toko bapak lebih murah?”

“Ngomong Pak,” jawabnya.
“Bagaimana ngomongnya?” lanjut saya.
“Saya bilang saat pelanggan belanja, ini gula lebih murah,” jelasnya.

Saya komentari, “silahkan bapak ngomong spt itu, tetapi belum cukup, coba buat spanduk tulis bapak LEBIH MURAH DARI INDO DAN ALFA. Kan tidak ditulis lengkap Alfamart atau Indomaret.”

Akhirnya dia buat spanduk tetapi tidak berani menulis nama pesaing itu, dia tulis “MINIMARKET TERMURAH, LEBIH MURAH DARI SEBELAH-SEBELAH”. 😄😄

Saat ini omsetnya sudah lebih tinggi daripada dahulu sebelum dia jatuh. Intinya, jangan takut bersaing, jangan menyerah begitu saja. Semoga bermanfaat, bantu share ya.

Kategori
Wisata

Sebelum Membidahkan, Simak Penjelasan Ustaz Idrus Ramli Soal Shalat Jumat di Jalan Raya

DatDut.Com – Hari-hari ini publik dihebohkan dengan polemik kebolehan shalat Jumat di jalan. Ini terkait dengan salah satu tokoh NU, K.H. Mustofa Bisri (yang lebik dikenal sebagai Gus Mus) yang menyebut shalat Jumat di jalan sebagai bidah besar.

Inilah yang kemudian memunculkan berbagai reaksi dari masyarakat, terutama warga medsos. Ada yang pro dan kontra. Pernyataan Gus Mus ini menyedot perhatian publik karena ini dikaitkan dengan rencana aksi 212 yang salah satunya diisi dengan shalat Jumat di jalan sepanjang jalan protokol di Jakarta.

Salah satu tanggapan itu datang dari Ustaz Idrus Ramli, yang memang konsen pada isu-isu terkait bidah. Berikut tanggapan tokoh muda NU yang disebut-sebut sebagi tokoh di balik kemunculan NU Garis Lurus ini di akun FB-nya:

Ada orang bertanya tentang fatwa sebagian Wahabi bahwa shalat Jumat di jalan raya hukumnya tidak sah. Berikut tanggapan kami terhadap fatwa tersebut, dari madzhab para ulama dan madzhab ulama Wahabi yang mengesahkan.

PENDAPAT MAYORITAS ULAMA

Shalat di tengah jalan itu hukumnya makruh menurut mayoritas ulama, yaitu madzhab Hanafi, Syafi’i dan satu riwayat dalam madzhab Hanbali. Menurut Imam al-Ramli dalam Nihayah al-Muhtaj, kemakruhan itu terjadi ketika orang-orang sedang lewat di jalan tersebut, karena dapat mengganggu kekhusyu’an dalam shalat. Al-Ramli rahimahullaah berkata dalam Nihayah al-Muhtaj:

(و) في (الطريق) والبنيان وقت مرور الناس به كالمطاف؛ لأنه يشغله بخلاف الصحراء الخالي عن الناس كما صححه في التحقيق

Dan makruh shalat di jalan dan di halaman perumahan pada saat orang-orang sedang lewat seperti tempat tawaf, karena berlalunya mereka dapat menyita kekhusyu’annya, berbeda dengan di jalan yang ada di padang pasir yang sepi dari manusia (maka tidak makruh) sebagaimana pendapat yang dishahihkan oleh Imam al-Nawawi dalam al-Tahqiq.

Berarti shalat di jalan ketika tidak ada orang yang lewat hukumnya tidak makruh, misalnya karena jalan tersebut telah ditutup.

PENDAPAT MADZHAB MALIKI

Menurut madzhab Maliki shalat di jalan hukumnya boleh dan tidak makruh apabila aman dari najis. Kalau tidak aman dari najis dan terus melaksanakan shalat, maka shalatnya harus diulangi dalam waktu yang sama. Apabila najisnya menjadi nyata atau dipastikan, maka selamanya harus mengulangi shalatnya.

PENDAPAT MADZHAB HANBALI

Shalat di tengah jalan hukumnya tidak sah menurut satu riwayat dalam madzhab Hanbali. Akan tetapi apabila diperlukan shalat di jalan raya, karena ramainya jamaah, sehingga Masjid tidak muat, maka boleh shalat di jalan. Syaikh Utsaimin berkata dalam fatwanya:

إذا ضاق المسجد فما حكم الصلاة في السوق وما يحيط بالمسجد ؟
فأجاب :
” لا بأس بذلك إذا اضطر الإنسان إلى الصلاة في السوق أو في الساحات التي حول المسجد فإن هذا لا بأس به ، حتى الذين يقولون : إن الصلاة لا تصح في الطريق يستثنون من ذلك صلاة الجمعة وصلاة العيد إذا امتلأ المسجد وخرج الناس إلى الأسواق ، والصحيح أنه يستثنى من ذلك كل ما دعت الحاجة إليه ، فإذا امتلأ المسجد فإنه لا بأس أن يصلوا في الأسواق ” انتهى من”مجموع

Apabila masjid sempit, bagaimana hukum shalat di pasar dan di sekitar masjid?

Beliau menjawab:

Boleh shalat hal itu dilakukan. Apabila seseorang terpaksa shalat di pasar atau di halaman sekitar masjid, maka hal ini hukumnya boleh. Sampai para ulama yang berpendapat, bahwa shalat di jalan itu tidak sah, mereka mengecualikan dari hukum tersebut pada shalat Jumat dan shalat Id apabila masjid penuh dan dan orang-orang keluar ke pasar-pasar. Pendapat yang benar, dikecualikan dari hokum tidak sah tersebut, setiap keadaan yang diperlukan untuk shalat di tempat tersebut (pasar dan jalan). Maka apabila masjid itu penuh, maka boleh mereka menunaikan shalat di pasar-pasar. (Fatawa wa Rasail Ibnu Utsaimin, juz 12 hlm 331).

Perhatikan, dalam fatwa Syaikh Utsaimin di atas dijelaskan, bahwa ketidaksahan shalat menurut sebagian ulama madzhab Hanbali di jalan raya tersebut tidak bersifat umum. Untuk shalat Jumat dan shalat hari raya, disahkan dan dibolehkan shalat di jalan raya apabila memang diperlukan seperti karena masjidnya yang penuh, karena banyaknya jamaah sehingga menyebabkan mereka harus shalat di jalan raya.

Kategori
Wisata

Sebelum Membidahkan, Simak Penjelasan Ustaz Idrus Ramli Soal Shalat Jumat di Jalan Raya

DatDut.Com – Hari-hari ini publik dihebohkan dengan polemik kebolehan shalat Jumat di jalan. Ini terkait dengan salah satu tokoh NU, K.H. Mustofa Bisri (yang lebik dikenal sebagai Gus Mus) yang menyebut shalat Jumat di jalan sebagai bidah besar.

Inilah yang kemudian memunculkan berbagai reaksi dari masyarakat, terutama warga medsos. Ada yang pro dan kontra. Pernyataan Gus Mus ini menyedot perhatian publik karena ini dikaitkan dengan rencana aksi 212 yang salah satunya diisi dengan shalat Jumat di jalan sepanjang jalan protokol di Jakarta.

Salah satu tanggapan itu datang dari Ustaz Idrus Ramli, yang memang konsen pada isu-isu terkait bidah. Berikut tanggapan tokoh muda NU yang disebut-sebut sebagi tokoh di balik kemunculan NU Garis Lurus ini di akun FB-nya:

Ada orang bertanya tentang fatwa sebagian Wahabi bahwa shalat Jumat di jalan raya hukumnya tidak sah. Berikut tanggapan kami terhadap fatwa tersebut, dari madzhab para ulama dan madzhab ulama Wahabi yang mengesahkan.

PENDAPAT MAYORITAS ULAMA

Shalat di tengah jalan itu hukumnya makruh menurut mayoritas ulama, yaitu madzhab Hanafi, Syafi’i dan satu riwayat dalam madzhab Hanbali. Menurut Imam al-Ramli dalam Nihayah al-Muhtaj, kemakruhan itu terjadi ketika orang-orang sedang lewat di jalan tersebut, karena dapat mengganggu kekhusyu’an dalam shalat. Al-Ramli rahimahullaah berkata dalam Nihayah al-Muhtaj:

(و) في (الطريق) والبنيان وقت مرور الناس به كالمطاف؛ لأنه يشغله بخلاف الصحراء الخالي عن الناس كما صححه في التحقيق

Dan makruh shalat di jalan dan di halaman perumahan pada saat orang-orang sedang lewat seperti tempat tawaf, karena berlalunya mereka dapat menyita kekhusyu’annya, berbeda dengan di jalan yang ada di padang pasir yang sepi dari manusia (maka tidak makruh) sebagaimana pendapat yang dishahihkan oleh Imam al-Nawawi dalam al-Tahqiq.

Berarti shalat di jalan ketika tidak ada orang yang lewat hukumnya tidak makruh, misalnya karena jalan tersebut telah ditutup.

PENDAPAT MADZHAB MALIKI

Menurut madzhab Maliki shalat di jalan hukumnya boleh dan tidak makruh apabila aman dari najis. Kalau tidak aman dari najis dan terus melaksanakan shalat, maka shalatnya harus diulangi dalam waktu yang sama. Apabila najisnya menjadi nyata atau dipastikan, maka selamanya harus mengulangi shalatnya.

PENDAPAT MADZHAB HANBALI

Shalat di tengah jalan hukumnya tidak sah menurut satu riwayat dalam madzhab Hanbali. Akan tetapi apabila diperlukan shalat di jalan raya, karena ramainya jamaah, sehingga Masjid tidak muat, maka boleh shalat di jalan. Syaikh Utsaimin berkata dalam fatwanya:

إذا ضاق المسجد فما حكم الصلاة في السوق وما يحيط بالمسجد ؟
فأجاب :
” لا بأس بذلك إذا اضطر الإنسان إلى الصلاة في السوق أو في الساحات التي حول المسجد فإن هذا لا بأس به ، حتى الذين يقولون : إن الصلاة لا تصح في الطريق يستثنون من ذلك صلاة الجمعة وصلاة العيد إذا امتلأ المسجد وخرج الناس إلى الأسواق ، والصحيح أنه يستثنى من ذلك كل ما دعت الحاجة إليه ، فإذا امتلأ المسجد فإنه لا بأس أن يصلوا في الأسواق ” انتهى من”مجموع

Apabila masjid sempit, bagaimana hukum shalat di pasar dan di sekitar masjid?

Beliau menjawab:

Boleh shalat hal itu dilakukan. Apabila seseorang terpaksa shalat di pasar atau di halaman sekitar masjid, maka hal ini hukumnya boleh. Sampai para ulama yang berpendapat, bahwa shalat di jalan itu tidak sah, mereka mengecualikan dari hukum tersebut pada shalat Jumat dan shalat Id apabila masjid penuh dan dan orang-orang keluar ke pasar-pasar. Pendapat yang benar, dikecualikan dari hokum tidak sah tersebut, setiap keadaan yang diperlukan untuk shalat di tempat tersebut (pasar dan jalan). Maka apabila masjid itu penuh, maka boleh mereka menunaikan shalat di pasar-pasar. (Fatawa wa Rasail Ibnu Utsaimin, juz 12 hlm 331).

Perhatikan, dalam fatwa Syaikh Utsaimin di atas dijelaskan, bahwa ketidaksahan shalat menurut sebagian ulama madzhab Hanbali di jalan raya tersebut tidak bersifat umum. Untuk shalat Jumat dan shalat hari raya, disahkan dan dibolehkan shalat di jalan raya apabila memang diperlukan seperti karena masjidnya yang penuh, karena banyaknya jamaah sehingga menyebabkan mereka harus shalat di jalan raya.

Kategori
Wisata

Kalau Membela Islam Disebut Sumbu Pendek, Apa Umar bin Khattab Juga Bersumbu Pendek?!

DatDut.Com – Belakangan pembunuhan karakter terhadap lawan itu dilakukan dalam banyak cara. Salah satunya dengan memberi label-label yang melecehkan, seperti sumbu pendek, gagal paham, otak dengkul, baperan, bodoh, gak berotak, otak udang, pasukan bayaran, pasukan nasi bungkus, gak berpendidikan, rasis, pemecah belah, dan sebutan negatif lainnya yang intinya ingin membunuh karakter lawan.

Padahal, argumen orang-orang yang menyebut begitu, kadang juga tak lebih baik dan tak lebih logis daripada orang yang disebut begitu. Sebetulnya sebutan-sebutan begitu itu, menjadi indikasi kekalapan dan kekalahan dalam adu argumen secara sehat. Orang yang menyebut begitu sengaja menebar kebencian karena kegagalannya berdiskusi dengan baik dan bijak serta gagal menaklukkan lawan diskusi. Nah, yang aneh orang-orang berpendidikan juga melakukan hal itu. Ini jadi tanda gagalnya kewarasan dalam berpikir yang bersangkutan.

Khusus terkait sebutan sumbu pendek, ternyata juga banyak orang yang ngerti agama melakukan hal yang sama untuk menyebut orang-orang yang tidak terima dengan penistaan dan penghinaan terhadap agamanya. Nah, kalau marah gara-gara agamanya dilecehkan dan dinistakan, dianggap sumbu pendek, itu sama artinya menganggap Sayyidina Umar bin Khattab bersumbu pendek?!

Karenanya, sastrawan Syarif Hade menulis puisi berikut sebagai sindiran pada orang-orang yang kerap melontarkan cacian “sumbu pendek”, “bodoh”, “intoleran”, dll untuk membunuh karakter lawan pilihan politik:

Untuk membela kehormatan agamamu
Tak perlu malu kau dianggap bodoh
Karena biasanya orang yang menganggapmu begitu
Dialah sesungguhnya yang bodoh
Atau kalau tidak biarlah Tuhan yang akan membuatnya bodoh
Sebagai karma atas anggapannya itu

Untuk melawan penista agamamu
Tak usah gusar kau disebut sumbu pendek
Karena biasanya orang yang menyebutmu begitu
Dia malah sebetulnya tak punya sumbu
Atau kalau tidak biaralah Tuhan yang memendekkan sumbunya
Sebagai hukuman atas sebutannya itu

Untuk menghadapi orang yang tak toleran pada agamamu
Tak usah takut kau dicap tidak toleran
Karena biasanya orang yang mencapmu begitu
Dia malah sebetulnya orang yang tersiksa
Atau kalau tidak biaralah Tuhan yang menyiksanya dengan toleransinya
Sebagai azab atau capnya itu

Exit mobile version