Kategori
Wisata

Waspada Terima Pesanan via HP, Penipu Ini Sering Order Palsu dan Minta Pulsa

DatDut.Com – Pesanan dalam jumlah banyak tentu sesuatu yang menggembirakan bagi pedagang yang melayani pesanan atau Delivery Order. Tapi apa jadinya jika pesanan sudah disiapkan, diantar, ternyata adalah orderan palsu? Tidak ketemu pemesannya. Apalagi pesanan titipan untuk mengisikan pulsa juga telah dilayani. Tentu rugi waktu, tenaga, pulsa, dan pesanan yang disiapkan tidak jadi menghasilkan uang.

Ini adalah kasus penipuan yang sedang menjadi pembicaraan para pedagang di sekitaran Jawa Timur, mulai Madiun hingga Blitar. Bahkan kejadian serupa pernah dialami salah satu pengusaha di Bandung Jawa barat.

Kejadian terbaru dialami oleh seorang pedagang madu murni dari Blitar, Rudy Hartono yang juga berprofesi sebagai guru. Ia membagikan kronologi kejadian pesanan palsu di akun Facebook-nya. Rabu siang (8/2/’17) pukul 11.00 ia menerima orderan dari seseorang yang mengaku anggota DPRD Blitar.

Pelaku menelpon dari nomor 0821-1418-0411 dan memesan 10 kg madu hutan Riau (Apis Dorsata). Ketika ditanya akun WA untuk keperluan konfirmasi harga, anggota DPRD yang mengaku bernama Setya Budi itu mengatakan tidak punya WA. Dari situlah Hartono mulai merasa curiga. “Masak anggota DPRD tak punya WA… Aneh,” katanya.

Kecurigaan kedua muncul karena penelepon dengan nada memaksa juga meminta untuk sekalian titip dibelikan 4 pak rokok Sampoerna dan beberapa pak rokok lain di Indomaret. Hartono tetap mempersiapkan pesanan dari anggota DPRD tersebut namun dengan mengatur strategi.

Baca juga:  Ini Nih 5 Bahan Tambahan Makanan yang Berbahaya

Dimintanya tempat pertemuan adalah di kantor DPRD. Kepada karyawan ia berpesan agar menanyakan kepada Polisi Pamong Praja di Kantor DPRD Blitar tentang nama Setya Budi. Apakah benar ada anggota DPRD dengan nama Setya Budi?

Ternyata keterangan dari polisi PP, tidak ada anggota dewan yang bernama Setya Budi. Ketika Hartono menelepon pemesan, dengan gaya marah-marah pemesan mengatakan bahwa dia telah keluar makan karena pihak penjual terlalu lama datang.

“Sampai saat ini nomor HP tersebut masih aktif, dan kami laporkan ke rekan dan teman-teman kami yang kebetulan anggota Polri-TNI,” ujar Hartono.