DatDut.Com – Baru-baru ini, negara kita tercinta melahirkan seorang pemuda yang berani tampil dalam acara America’s Got Talent lewat seni sulapnya. Dia adalah Demian.
America’s Got Talent (AGT) sendiri merupakan ajang audisi pencarian bakat bergengsi secara internasional. Tidak semua orang bisa mengikuti audisi itu. Di America’s Got Talent season 12, episode pertama yang diselenggarakan pada hari selasa (30/5/2017). Di mana Demian berhasil membawa nama baik bangsa Indonesia.
Penampilan Demian yang dibelenggu tangan, kaki dan lehernya. Kemudian ia ditaruh di dalam kaca berbentuk akuarium untuk meloloskan dirinya selama kurang dua menit, sebelum pasir seberat 400 kilogram menimpa tubuhnya. Aksi itu membuat para juri tercengang sekaligus menuai pujian dan mendapat tepukan meriah dari para penontonnya.
Berbagai pujian datang dari warganet luar dan dalam negeri di kolom komentar saluran resmi YouTube AGT sehingga menjadikan nomor satu trending topic selama beberapa hari dan ditonton sebanyak 16 juta kali.
Namun, ada juga beberapa warganet asal Indonesia berkomentar negatif, seperti hinaan, kritikan, cacian dan celaan. Deddy Corbuzier menyesalkan komentar negatif dari orang-orang Indonesia di kanal youtube pribadinya.
“Kalau dimulai dengan ada seseorang berkarya. Lalu mulai dengan cemohaan-cemohaan lagi, mulai dengan nyinyiran-nyinyiran dari orang lain lagi. Yang dikomen itu banyak. Lalu, pertanyaan saya cuman satu. Eehh….Kalian mau jadi apa? All you can do it, just comment negative? That’s All.”
“Kalau kamu ga suka tunjukkin dengan karya kalian. Bukan cuman ngomong. You know what? You are an idiot!” lanjut Deddy.
Pengalaman Demian serupa dengan apa yang dialami oleh saya. Ketika itu, saya bercita-cita menjadi dosen di hadapan teman-teman. Tetapi saya mendapatkan respons negatif, seperti ditertawakan, direndahkan, dan dicela.
“Mana mungkin kamu bisa jadi sosen? Wong pikiran dan mental kamu aja seperti anak-anak. Yang ada nanti kamu di bully oleh mahasiswanya!” ujar teman saya.
Dalam hati ini berkata “Suatu hari, saya akan membuktikan kepada teman-teman bahwa saya bisa menjadi dosen.”
Akhirnya, pada hari Senin (29/02/2016) adalah hari pertama dan bersejarah dalam hidup di mana saya telah berhasil meraih cita-cita menjadi dosen. Hemat saya, orang yang selalu berkomentar negatif belum tentu lebih baik daripada orang yang selalu dikomentar negatif.
Hal itu sudah dicantumkan dalam firman Allah Swt., “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok),” (QS. Al-Hujurat, 11).
Demian merupakan contoh orang-orang sukses yang pantang menyerah dan tidak putus asa ketika dikomentar negatif. Untuk meraih kesuksesannya maka diperlukan tindakan atau melangkah.
Ini sebagaimana Pepatah Tiongkok berkata, “Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah.” Orang-orang sukses sudah membuktikan dengan melangkah, bukan hanya sekedar berbicara.
Suatu keputusan langkah berani untuk mengambil tantangan yang tidak semua orang bisa melakukannya. Setiap langkah tidaklah mudah untuk menggapai kesuksesan tapi mereka telah bangkit dari keterpurukan dan berhasil menembus dinding pembatas (mental block) di setiap rintangan yang dihadapinya.
Hinaan, celaan dan cacian adalah batu kerikil yang harus dilalui dengan keyakinan, berpikir positif, optimis, ketekunan dan kesabaran. Ingatlah pepatah, “Pelaut ulung tidak terlahir di laut yang tenang, tetapi ia lahir dari laut yang bergelombang.”
Oleh karena itu, mereka yakin di saat berada di titik terendah, keterpurukan dan kegelapan. Mereka bisa menjadi bintang yang bersinar. Bintang itu tidak muncul di siang hari tetapi muncul di malam hari. Di saat kegelapan mulai melanda, maka semakin teranglah cahaya sinar bintang itu.
Orang sukses bukan sekedar menjadi bintang yang paling bersinar cahayanya di saat kegelapan mulai tiba tapi memberikan manfaat bagi banyak orang. Mereka telah memberikan peradaban luar biasa dan warna bagi dunia.
Mereka bukan hanya memberikan kisah, tetapi membuat sejarah (not only made a story but a history). Tidak usahlah memikirkan perkataan orang lain. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana kita membuat sejarah.